Pasbana - Sulaiman Juned, seorang sastrawan kawakan, esais, dan kolumnis, kini mempersembahkan kumpulan puisinya yang penuh dengan refleksi mendalam.
Sebagai sutradara teater berpengalaman dan dosen di ISI Padangpanjang, Juned mengajak pembaca untuk menelusuri perjalanan artistiknya yang kaya akan makna dan budaya. Tak hanya dikenal sebagai Ketua Panitia Pendirian ISBI Aceh (2012-2015), ia juga mendirikan Sanggar Cempala Karya di Banda Aceh serta UKM Teater Nol di Universitas Syiah Kuala.
Sebagai pendiri dan penasihat Komunitas Seni Kuflet di Padang Panjang, Juned terus menghidupkan seni dan budaya di berbagai panggung, termasuk dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Majelis Adat Aceh (MAA) perwakilan Sumatera Barat.
Berikut kumpulan puisi karya Sulaiman Juned :
CINTA
Membangun
kasih sayang di hutan-hutan cinta. Setiap tikung pasti ada gerimis dan kabut mengurung.
: aku rindu ikan-ikan
dikolam.
Membangun
kasih sayang dalam gigil di dekap hujan. Jangan pernah menyerah masih ada Tuhan yang menghilangkan segala perih.
: membasuh kalut
sebihnya gelap.
-Padang Panjang, 13 Okt 2024-
MAGRIB DI SUTER
malam
jatuh. Ingatan tersimpan dilipatan benak berkelana membaca cinta sunyi dalam hati sambil mengira-ngira ditepian mana kasih sayang berumah.
: debur ombak
mengurung cinta.
malam
jatuh. Hati mesti ditawar dalam keriuhan kota renyai mengurung kemewahan terpahat di kening sejarah. Mengantar keseluruh penjuru negeri selebihnya kota itu terkurung sepi dalam
keramaian.
: aku enggan pergi, ini
tanah telah kering
kasih sayang.
Ah!
-Jakarta Utara, 20 September 2024-
ANGIN
Angin
masih menjilat pucuk rambut. Mengangkut rindu desaunya mengabarkan kasih sayang ataukah luka yang menganga
di jiwa.
: wajah kitakah terbelah
diceraiberaikan badai.
Ah!
-Padangpanjang, 2024-
(*)