Notification

×

Iklan

Iklan

PW IPM Sumbar Tolak Seksualitas Dalam Pendidikan: Tsabit Aqdamana Peringatkan Dampak Besar bagi Masa Depan Bangsa

02 Oktober 2024 | 20:49 WIB Last Updated 2024-10-02T13:55:54Z


Padang, pasbana - Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sumatera Barat, melalui Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik yang dipimpin oleh Tsabit Aqdamana Filhaq, dengan tegas menolak segala bentuk seksualitas di lingkungan pendidikan. 

Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap semakin maraknya kasus-kasus terkait isu seksualitas dalam dunia pendidikan Indonesia, yang belakangan ini menjadi perhatian serius.

Kasus-kasus seperti pelecehan seksual di sekolah dan penyebaran konten yang tidak pantas di kalangan pelajar, menimbulkan kekhawatiran mendalam tentang mutu dan arah pendidikan di Indonesia.

 "Kasus-kasus seperti ini merusak citra pendidikan dan membahayakan moralitas generasi penerus bangsa," ungkap Tsabit dalam sebuah diskusi bersama rekan-rekan Advokasi dan Kebijakan Publik PW IPM Sumbar.

Lebih lanjut, Tsabit menyatakan bahwa instansi terkait yang bertanggung jawab atas pendidikan di Indonesia harus segera mengambil langkah-langkah konkret. 

"Isu ini berdampak besar pada mutu pendidikan, bukan hanya hari ini, tapi juga masa depan bangsa kita. Kami meminta agar seluruh pihak, dari pemerintah, sekolah, hingga masyarakat, turut berperan aktif dalam menyelesaikan masalah ini," tegasnya.

Sementara itu, Ranti Sadira, selaku Sekretaris Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PW IPM Sumatera Barat, menekankan pentingnya perhatian khusus terhadap generasi muda. Menurutnya, pendidikan moral dan etika tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah, tetapi juga orang tua dan masyarakat luas. 

"Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Orang tua dan masyarakat harus turut serta menjaga dan merawat generasi muda agar terhindar dari pengaruh negatif, termasuk isu-isu terkait seksualitas," ujar Ranti.

PW IPM Sumatera Barat berharap dengan adanya kolaborasi antara semua pihak, masalah ini dapat segera diatasi, sehingga pendidikan di Indonesia tetap menjadi tempat yang aman dan kondusif bagi perkembangan karakter dan intelektual anak bangsa.(*) 

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update