Notification

×

Iklan

Iklan

Dialog Pelajar Sumatera Barat: Membangun Masa Depan Tanpa Tawuran

04 November 2024 | 15:28 WIB Last Updated 2024-11-04T08:54:01Z



Padang, pasbana – Auditorium Gubernur Sumatera Barat menjadi tempat bersejarah bagi dialog pelajar se-Sumatera Barat, yang digagas oleh Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Sumatera Barat baru-baru ini. Mengangkat tema “Peran Pelajar untuk Sumatera Barat Lebih Maju,” acara ini berhasil mengumpulkan pelajar dari berbagai sekolah dan madrasah Muhammadiyah se-Sumatera Barat, dengan tujuan menyatukan gagasan dan solusi demi masa depan tanpa tawuran.

Dalam dialog tersebut, perwakilan OSIS/OSIM dan pelajar Muhammadiyah saling bertukar pikiran mengenai upaya menekan angka tawuran yang marak terjadi di kalangan pelajar. Selain membahas strategi membangun masa depan, acara ini juga fokus menggali cara-cara efektif untuk mencegah tawuran, yang dinilai menjadi masalah sosial yang semakin memprihatinkan di Sumatera Barat.

Dialog yang dipandu oleh Sekretaris Umum PW IPM Sumatera Barat, Salma, menghadirkan Dafri Harweli, M.Pd., sebagai pembicara utama. 

Dafri mengungkapkan bahwa tawuran pelajar bukanlah persoalan sepele, melainkan masalah sosial kompleks yang dipicu oleh faktor lingkungan, kurangnya ketegasan dari orang tua dan guru, serta minimnya perhatian dari pemerintah.

“Kenakalan remaja seperti tawuran ini merupakan luapan emosi yang tidak dikelola dengan baik. Faktor-faktor seperti persaingan antarsekolah, tekanan lingkungan, dan kurangnya ruang berekspresi bagi pelajar turut memicu konflik tersebut,” ujar Dafri dalam pemaparannya.

Dafri menekankan pentingnya peran pelajar sebagai agen perubahan, dengan mengedepankan sikap bijak dalam mengelola emosi dan menghindari konflik destruktif. Ia menegaskan bahwa kekerasan hanya akan menimbulkan kerugian, bukan hanya bagi pelajar itu sendiri, melainkan juga bagi keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.

Dalam sesi diskusi, sejumlah pelajar menyampaikan gagasan tentang berbagai kegiatan positif yang dapat menyalurkan energi mereka secara konstruktif. Salah seorang pelajar mengusulkan penyelenggaraan lebih banyak kompetisi olahraga, festival seni, dan lomba akademik antarsekolah. Kegiatan-kegiatan ini, menurutnya, dapat memupuk solidaritas tanpa harus berkompetisi secara destruktif.

“Kami berharap ada lebih banyak turnamen olahraga, festival seni, atau lomba akademik antar sekolah. Dengan cara ini, kami bisa bertemu teman dari sekolah lain dan bertukar pikiran,” ujarnya.

Gagasan ini mendapat sambutan positif dari peserta lain yang menilai kegiatan semacam ini dapat mengurangi peluang terjadinya konflik sekaligus membangun ikatan persaudaraan antar pelajar di Sumatera Barat.

Dialog ini membuka pintu bagi perubahan positif yang berkelanjutan, dengan mengajak seluruh pihak, termasuk orang tua, sekolah, dan pemerintah, untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi pelajar. Saat menutup acara, Salma menyampaikan harapannya agar solusi yang dihasilkan dalam dialog ini dapat menjadi fondasi untuk masa depan pendidikan yang lebih baik di Sumatera Barat.

“Dengan menyelesaikan masalah ini secara bersama-sama, kita bisa membangun fondasi yang kuat untuk pendidikan yang lebih baik bagi generasi muda Sumatera Barat,” ujar Salma di akhir acara.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pelajar Sumatera Barat untuk terus berkontribusi positif, sekaligus membangun masa depan yang damai dan produktif tanpa kekerasan.(ranti) 

PILKADA 50 KOTA




×
Kaba Nan Baru Update