Notification

×

Iklan

Iklan

Festival Alu Katentong dan Pacu Jawi: Pelestarian Budaya yang Menggerakkan Nagari Padang Laweh

24 November 2024 | 16:11 WIB Last Updated 2024-11-24T09:19:58Z


Tanah Datar, pasbana – Meski kerap dianggap menguras waktu dan tenaga, program Satu Nagari Satu Event terus menjadi motor pelestarian adat dan budaya di Nagari Padang Laweh, Kecamatan Sungai Tarab.

Semangat kolektif masyarakat, baik di ranah maupun di rantau, membuktikan bahwa program ini lebih dari sekadar agenda tahunan—ia adalah napas bagi tradisi yang hidup.

“Mungkin uang dan tenaga kami habis, waktu tersita, tapi adat dan budaya kami tetap lestari. Itu yang terpenting,” ujar Rahmat Febri Jeni Dt. Barah Bangso, Wali Nagari Padang Laweh, saat membuka Festival Alu Katentong dan Pacu Jawi di Sawah Nunggadiang, Minggu (24/11/2024).

Program Satu Nagari Satu Event ini tidak hanya menghidupkan kembali tradisi yang hampir hilang, seperti Alu Katentong, tetapi juga memperkuat solidaritas antarwarga. Menurut Rahmat, sebelum program ini dimulai, Nagari Padang Laweh hanya memiliki dua grup Alu Katentong. Kini, hampir setiap jorong memiliki grup mereka sendiri.




“Kekompakan masyarakat, baik yang di ranah maupun di rantau, luar biasa. Semua penampilan hari ini murni hasil kerja keras anak nagari kami sendiri,” tambahnya.

Festival ini juga menjadi momentum penting untuk memperkenalkan generasi muda kepada warisan budaya mereka. Tari massal Alu Katentong yang melibatkan generasi muda nagari menjadi salah satu daya tarik utama acara ini. Rahmat berharap penampilan ini dapat berlanjut ke panggung-panggung yang lebih besar.

Dukungan terhadap program ini tidak hanya datang dari masyarakat lokal, tetapi juga dari para perantau Nagari Padang Laweh. Ketua Ikatan Keluarga Padang Laweh (IKPL) Padang, H. Zulkarnaini, menyatakan kebanggaannya atas gelaran ini.

“Sejak dulu, saya belum pernah melihat acara seperti ini di Nagari Padang Laweh. Ini sangat luar biasa. Kami di perantauan sangat mendukung kegiatan ini,” ujar Zulkarnaini.

Senada dengan itu, Hendrizal, perwakilan IKPL Palembang, menyebut program Satu Nagari Satu Event sebagai langkah cerdas yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk melestarikan budaya.




“Selain menjaga kelestarian budaya, program ini menciptakan peluang transaksional antara masyarakat dan pengunjung, serta memberikan pembelajaran berharga bagi generasi muda,” ungkapnya.

Hendrizal juga berharap program ini terus berlanjut dengan skala yang lebih besar di masa mendatang. “Ajang seperti ini menjadi sarana silaturahmi antar masyarakat ranah dan rantau. Semoga ke depan lebih besar dan lebih baik lagi,” tuturnya.

Festival Alu Katentong dan Pacu Jawi bukan sekadar perayaan budaya, melainkan cerminan kuatnya identitas nagari dan semangat kolektif warganya. Melalui program Satu Nagari Satu Event, Nagari Padang Laweh telah menunjukkan bahwa tradisi bisa menjadi jembatan antar generasi sekaligus penggerak ekonomi lokal.

Dari tepuk tangan yang menggema di sawah hingga senyuman yang terlukis di wajah generasi muda, satu hal jelas: adat dan budaya Nagari Padang Laweh akan terus hidup, berkembang, dan membanggakan. Makin tahu Indonesia.(*) 

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update