Padang, pasbana -
Insiden penembakan yang melibatkan sesama anggota kepolisian di Polres Solok Selatan, Sumatera Barat, kembali mencoreng citra institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Insiden penembakan yang melibatkan sesama anggota kepolisian di Polres Solok Selatan, Sumatera Barat, kembali mencoreng citra institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Kejadian yang memprihatinkan ini menambah daftar panjang masalah internal yang semakin menggerus kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum, terutama di wilayah Sumatera Barat.
Tsabit Aqdamana Filhaq, Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa (IPM) Sumatera Barat, turut angkat bicara mengenai masalah yang kini tengah menjadi perhatian publik tersebut. Ia menilai bahwa insiden seperti ini semakin memperburuk persepsi masyarakat terhadap Polri.
“Polisi seharusnya menjadi teladan masyarakat, bukan malah merusak kepercayaan yang selama ini terbangun. Kejadian-kejadian seperti ini memperlihatkan adanya masalah serius dalam internal Polri yang perlu segera ditangani,” ujar Tsabit dengan tegas.
Menurut Tsabit, citra kepolisian yang selama ini diandalkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat kini tengah dipertaruhkan. Peristiwa penembakan di Polres Solok Selatan menjadi puncak dari serangkaian insiden yang menciptakan kegelisahan dan kecurigaan di kalangan masyarakat terhadap profesionalitas polisi.
“Apa yang terjadi di Solok Selatan tidak hanya memengaruhi moral aparat kepolisian, tapi juga berdampak pada bagaimana masyarakat melihat dan mempercayai institusi ini. Jika dibiarkan berlarut-larut, kepercayaan publik akan semakin terkikis,” tambahnya.
Menyikapi hal tersebut, Tsabit menegaskan bahwa Kapolri, sebagai pimpinan tertinggi institusi kepolisian, memiliki tanggung jawab besar dalam memulihkan citra Polri di Sumatera Barat.
“Kapolri harus mengambil langkah tegas untuk menuntaskan masalah ini. Pembenahan menyeluruh perlu dilakukan, khususnya di tingkat Polda Sumatera Barat. Polri harus kembali menjadi institusi yang dihormati dan dipercaya masyarakat,” ujar Tsabit.
Pernyataan ini sejalan dengan berbagai keluhan yang muncul dari masyarakat dan berbagai elemen di Sumatera Barat yang merasa semakin jauh dari kepolisian yang seharusnya dapat memberikan perlindungan dan rasa aman. Serangkaian tindakan tegas terhadap oknum-oknum polisi yang terlibat pelanggaran etik atau hukum dinilai menjadi langkah penting untuk memulihkan kepercayaan tersebut.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki citra Polri di Sumatera Barat antara lain adalah memperketat seleksi dan pelatihan anggota kepolisian, memastikan penegakan disiplin dan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran etik, serta transparansi dalam menangani setiap kasus yang melibatkan anggota Polri.
Di samping itu, penting bagi Polri untuk lebih aktif menjalin komunikasi dengan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan sosial yang dapat mendekatkan polisi dengan warga, serta memperbaiki budaya kerja di internal kepolisian agar lebih humanis dan profesional.
Sikap tegas dan langkah nyata dari Kapolri sangat dinantikan untuk mengembalikan citra Polri yang kini mulai tergerus. Institusi yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom masyarakat harus segera berbenah, agar tidak semakin kehilangan tempat di hati rakyat.
Sikap tegas dan langkah nyata dari Kapolri sangat dinantikan untuk mengembalikan citra Polri yang kini mulai tergerus. Institusi yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom masyarakat harus segera berbenah, agar tidak semakin kehilangan tempat di hati rakyat.
Kepercayaan masyarakat adalah hal yang paling berharga bagi kepolisian, dan ini harus dijaga dengan baik. Dengan upaya bersama, diharapkan Polri bisa kembali menjadi simbol keadilan dan keamanan yang benar-benar bisa diandalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, termasuk di Sumatera Barat.(*/tsa)