Notification

×

Iklan

Iklan

Kuflet: Harmoni Musik Etnik dan Digital dalam "Sayap-Sayap Proklamasi"

18 November 2024 | 16:03 WIB Last Updated 2024-11-18T09:03:08Z
 


Padang Panjang, pasbana  – Komunitas Seni Kuflet kembali menghadirkan karya monumental yang memadukan semangat tradisional dan modernitas. Teater bertajuk "Sayap-Sayap Proklamasi" menjadi persembahan istimewa untuk mengenang perjuangan Pahlawan Nasional Muhammad Hatta. 

Pertunjukan ini dijadwalkan digelar pada 12 Desember 2024, pukul 20.00 WIB, di ruang publik Desa Wisata Kubu Gadang. Dengan arahan sutradara kenamaan, Sulaiman Juned, karya ini didukung oleh Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan Teater Kepahlawanan 2024 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.  

Astrada yang sekaligus menjadi penulis naskah, S. Hasanah Nst, menyebutkan bahwa ini adalah panggung ke-55 Komunitas Seni Kuflet. “Karya ini berangkat dari nilai-nilai perjuangan dan pengabdian Bung Hatta, yang relevan dengan generasi masa kini,” ujarnya dalam sesi latihan (17/11/2024).  




Salah satu daya tarik utama "Sayap-Sayap Proklamasi" terletak pada elemen musiknya. Dharminta Soeryana, komposer dan penata musik, menjelaskan bahwa setiap batch latihan menghadirkan suasana musik yang berbeda. “Kami menggabungkan musik etnik dengan teknologi digital modern, termasuk efek-efek suara yang membangun atmosfer pertunjukan,” jelasnya.  

Dalam proyek ini, musik etnik dikomposisikan oleh I Dewa Nyoman Supenida, yang memaparkan tantangan unik di balik kolaborasi ini. “Pola kerja musik etnik dan digital sangat berbeda. Tapi, semakin intens latihan, keduanya mulai selaras dengan alur cerita. Kami terus bereksperimen untuk menciptakan harmoni yang memikat,” ujar Supenida.  



  
Penggunaan narasi khas Minangkabau melalui kaba dan rabab menjadi elemen yang memperkuat daya tarik cerita. Narator sekaligus musisi, Dharmansyah, menyampaikan bahwa tema perjuangan yang diangkat telah menjadi penggerak utama dalam menyelaraskan musik dan cerita. “Saya menikmati proses ini, mengikuti alur sutradara dan beradaptasi dengan karya. Harapan saya, generasi Z bisa terinspirasi untuk tetap menjaga nilai-nilai perjuangan melalui karya ini,” ucapnya.  

Dharmansyah, yang baru saja kembali dari pentas internasional di Amerika Serikat, menambahkan bahwa kombinasi musik etnik dan digital ini diharapkan dapat memberikan dampak global. “Karya ini harus mampu menjadi inspirasi tidak hanya untuk penonton lokal tetapi juga masyarakat dunia,” tambahnya.  



 
"Sayap-Sayap Proklamasi" bukan sekadar hiburan teater biasa. Pertunjukan ini adalah refleksi dari upaya mempertahankan spirit kebangsaan melalui medium seni. Dengan penggabungan unsur tradisional, modern, dan narasi yang mengakar pada perjuangan nasional, karya ini menjadi bukti bahwa seni dapat menjadi alat untuk menyampaikan pesan mendalam kepada berbagai generasi.  

Komunitas Seni Kuflet mengundang masyarakat untuk menjadi saksi dari pentas istimewa ini, yang tidak hanya menyuguhkan hiburan tetapi juga menggugah rasa kebangsaan. Jangan lewatkan pengalaman teater unik yang memadukan estetika lokal dengan inovasi modern pada Desember mendatang.  

 
Editor:*/Caca  

PILKADA 50 KOTA




×
Kaba Nan Baru Update