Padang Panjang, pasbana - Komunitas Seni Kuflet dari Padang Panjang tengah mempersiapkan pementasan teater bertajuk "Sayap-Sayap Proklamasi," sebuah karya yang terinspirasi oleh spirit kepahlawanan Muhammad Hatta.
Pertunjukan ini akan digelar pada 12 Desember 2024 di ruang publik Desa Wisata Kubu Gadang, dan diharapkan menjadi wadah yang menyuarakan nilai-nilai kepahlawanan melalui seni peran. Disutradarai oleh Sulaiman Juned dan ditulis oleh S. Hasanah Nst., produksi ini bertujuan menggugah rasa cinta tanah air sekaligus menyajikan sejarah yang berjiwa.
Pimpinan produksi, Muhammad Subhan, saat ditemui pada sesi latihan, menyatakan bahwa latihan yang dilangsungkan di berbagai lokasi, seperti kampus ISI Padang Panjang, Kubu Gadang, dan Kampung Jambak, menekankan penguasaan karakter dan pemahaman teknik akting yang mendalam.
"Kami tidak sekadar mementaskan, tapi ingin para aktor memahami esensi dari setiap tokoh yang mereka perankan," ungkap Subhan pada 6 November 2024.
Penggalian Karakter dan Pendalaman Emosi di Setiap Batch Latihan
Fauziah Laili, selaku Stage Manager "Sayap-Sayap Proklamasi," menjelaskan bahwa latihan dijalankan secara bertahap atau per batch. "Setiap batch latihan ini diadakan di lokasi yang berbeda agar para aktor dapat menyatu dengan karakter dan atmosfer yang kami coba bangun. Hasilnya, kami melihat perkembangan signifikan, baik dari penguasaan teknik peran maupun penghayatan karakter," paparnya.
Sutradara Sulaiman Juned, seorang penyair sekaligus dosen Jurusan Seni Teater ISI Padang Panjang, menambahkan bahwa proses latihan batch pertama telah memberi hasil positif.
"Aktor mulai menguasai karakter yang diinginkan, dan kami telah mencoba beberapa teknik blocking. Meski demikian, kami masih mendorong para aktor untuk segera menghafal naskah agar pendalaman karakter lebih maksimal," jelasnya.
Pada batch kedua, latihan lebih difokuskan pada pengembangan emosi dan penjiwaan dialog. Menurut Sulaiman, beberapa aktor mulai menunjukkan koneksi emosional yang kuat terhadap peran mereka, sementara yang lainnya masih dalam tahap eksplorasi.
"Latihan yang akan datang akan lebih mendalam, khususnya untuk adegan-adegan penuh ketegangan. Di sini, riset menjadi krusial agar aktor memahami konteks dan nuansa tiap dialog," tambahnya.
Menyiapkan Puncak Cerita di Batch Ketiga
Rencananya, batch ketiga yang memuat bagian akhir cerita akan menjadi titik klimaks pertunjukan. Sulaiman mengungkapkan bahwa meskipun durasi adegan relatif singkat, penekanan pada pendalaman emosi tetap menjadi prioritas.
“Adegan-adegan pada bagian akhir ini mengandung emosi puncak, sehingga memerlukan pendekatan mendalam. Kami berharap batch ini bisa menutup pementasan dengan kesan mendalam bagi penonton,” ungkapnya.
Melalui “Sayap-Sayap Proklamasi,” Kuflet ingin menghadirkan bukan hanya pementasan, tapi juga sebuah pengalaman yang membawa audiens untuk mengenang dan meresapi semangat perjuangan tokoh nasional seperti Muhammad Hatta.
Pertunjukan ini tak hanya berfokus pada penguasaan teknik, tapi juga pada pesan moral yang relevan bagi generasi masa kini.
Dengan latar dan konsep pementasan di ruang terbuka Desa Wisata Kubu Gadang, penonton diharapkan akan dapat merasakan kedekatan emosional yang intens dan terlibat dalam alur cerita yang inspiratif.(*/caca)