Pesisir Selatan, Pasbana – Di tengah lebatnya kebun rakyat di Bukit Batuang, sebuah situs bersejarah yang dikenal sebagai "Kursi Rajo" berdiri sebagai saksi bisu tradisi adat Minangkabau yang kaya.
Berada di ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut, situs ini menyimpan jejak peradaban yang erat kaitannya dengan tata kelola adat dan pemerintahan di masa lampau.
Masyarakat sekitar menyebut "Kursi Rajo" sebagai tempat persidangan penting bagi para Penghulu Nan Selapan, yakni delapan penghulu adat yang memegang peran sentral dalam musyawarah dan pengambilan keputusan adat.
Menurut cerita turun-temurun, lokasi ini dulu menjadi arena diskusi yang menentukan berbagai hal, mulai dari persoalan adat hingga tata kelola pemerintahan lokal.
“Dulu, ini adalah tempat penghulu membahas hal-hal penting yang menyangkut nagari. Semua keputusan besar dibuat di sini,” ujar Syahril, salah seorang tokoh masyarakat Nagari Puluik-Puluik, Kecamatan Bayang Utara.
Dari Perkampungan ke Situs Bersejarah
Menurut keterangan warga, Bukit Batuang dulunya merupakan pusat perkampungan masyarakat setempat sebelum mereka pindah ke lokasi lain di Nagari Puluik-Puluik. Bekas permukiman ini kini menjadi situs yang masih dihormati dan dikenang, meski fungsinya telah bergeser dari tempat sidang adat menjadi simbol sejarah.
“Kami masih menjaga cerita ini agar generasi muda tahu, bahwa di sini dulu ada peradaban yang sangat kaya,” tambah Syahril.
Lokasi yang kini berupa kebun rakyat ini menyimpan nilai sejarah yang tinggi. Meski sederhana, situs Kursi Rajo menjadi bukti bagaimana masyarakat Minangkabau menjaga adat sebagai landasan kehidupan sosial mereka.
Potensi Pelestarian dan Edukasi
Namun, hingga kini, situs Kursi Rajo belum mendapatkan perhatian yang memadai dari pemerintah setempat. Beberapa warga berharap situs ini dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya dan sejarah yang edukatif.
“Sayang sekali jika tempat bersejarah seperti ini tidak dilestarikan. Padahal, ini bisa menjadi daya tarik wisata yang memperkenalkan adat Minangkabau kepada generasi muda dan wisatawan,” ungkap Asril, warga lainnya.
Peningkatan akses menuju lokasi serta dokumentasi yang lebih baik mengenai sejarah dan tradisi Kursi Rajo diharapkan dapat menarik perhatian lebih banyak orang untuk memahami pentingnya peran adat dalam masyarakat Minangkabau.
Situs Kursi Rajo tidak hanya sekadar peninggalan masa lalu, tetapi juga pengingat bahwa di Bukit Batuang ini, kearifan lokal pernah menjadi pilar utama dalam kehidupan masyarakat.
Pelestarian situs ini menjadi tanggung jawab bersama agar nilai-nilai adat yang terkandung di dalamnya tidak pudar oleh waktu. Makin tahu Indonesia. (budi)