Supardi, SH | Calon Walikota Payakumbuh 2024-2029 |
Payakumbuh, Pasbana - Supardi-Tri mengusung tagar ‘Payakumbuh Mendunia’ dalam melihat kebutuhan kota Payakumbuh hari ini. Dua kata itu merupakan hilir dari visi maju, mandiri dan berkarakter.
Kota Payakumbuh menyediakan dirinya untuk terus bertunas. Karena Payakumbuh hari ini dan masa depan akan dikepung oleh plus minus jalan tol, sampah, kemisikinan, pengangguran, kesehatan, kemiskinan, serta kesenjangan kaya dan miskin. Angka-angkanya berada dalam kategori mengkhawatirkan. Baik dalam tingkat provinsi maupun nasional.
Angka itu yang semestinya dibuat bergerak. Geraknya ke bawah bukan ke atas. Diturunkan, seminimal mungkin agar kesempatan melangkah maju memang ada. Agar langkah ke depan semakin terbuka.
Angka itu diturunkan bukan dengan berbagai cara. Termasuk dengan memanfaatkan anggaran pusat, daerah, CSR, Swasta, dll.
Segala sektor, dengan segala kekuatan yang dimiliki, adalah aset yang tak terhingga. Saya percaya dengan masyarakat Payakumbuh bisa seiring selangkah, segendang-sepenarian dalam mengoreksi segala problematika. Mungkin itu akan jadi aset satu-satunya Payakumbuh di masa depan untuk mandiri. Tegak di kaki sendiri.
Semua itu dilakukan dengan bersitumpu pada karakter baik yang telah tertanam pada warga Payakumbuh. Sejak alam ini terkembang, sejak saya lahir tumbuh dan dibesarkan dan mengenal dengan sangat baik setiap sudut kota ini. Karakter itu: kreatif, ramah, terbuka, pekerja keras dan menjunjung kejujuran.
Sebagai sebuah kota, Payakumbuh mesti dijadikan berkelas internasional. Satu-satunya cara adalah mengubah pola pikir yang sudah tertanam agar bisa menjadi langkah maju. Untuk itu, dibutuhkan beberapa persyaratan. Satu, kelayakan huni yang mencakup aspek perumahan hingga kesehatan bagi warga.
Berikutnya, lingkungan mencakup fasilitas pengolahan sampah, sanitasi, dan air limbah. Selanjutnya, aksesibilitas mencakup aspek pembangunan transportasi umum dan jaringan jalan. Terakhir, dan paling penting, injeksi cultural value, nilai kebudayaan, yang ada ke dalam masyarakat.
Dari semua persoalan itu, kita membutuhkan jangkar, agar kapal tidak terseret-seret gelombang. Agar kita tetap bisa mengemudikannya dengan arah pasti. Agar semua masalah yang terhampar di depan mata bisa teratasi.
Maka, pilihan terhadap Payakumbuh kota festival mesti dijadikan fokus. Setidaknya 100 festival pertahun, Insya Allah, akan menjawab seluruh persoalan yang ada. Festival yang akan dilaksanakan dimulai dari kelurahan, kecamatan, nagari, kota, provinsi, nasional dan internasional. Segala sektor akan digapai. Mulai dari keagamaan, pertanian, kesehatan serta budaya.
Pasangan calon walikota-wakil walikota Payakumbuh Supardi dan Tri Venindra nomor urut 1 |
Bayangkan saja, jika satu festival saja bisa menampung 100 lapangan pekerjaan, maka akan ada 10 ribu lapangan pekerjaan yang tersedia selama setahun. Itu akan menurunkan 4,8 persen pengangguran atau 5,44 persen kemiskinan. GINI Ratio saat ini 0, 316, juga kan terkoreksi karena akan tumbuh kelas menengah baru. Yang akan menjadi jembatan penduduk kaya dan miskin.
Dari sisi pemerintahan akan terjadi kerja lintas instansi. Meski namanya festival, tidak akan semuanya akan dibebankan pada Dinas Pariwisata atau Budaya. Seluruh OPD akan ikut serta dalam porsinya masing-masing. Akan terlihat pula peran alim ulama, ninik mamak dan cadiak pandai dalam menentukan tona strategi budaya.
Pendiri bangsa ini, Moh. Hatta pernah menawarkan kepada negara ini sebagai cultural state, negara kebudayaan, bukan national state, Negara Nasional. Poin ini menjadi penting hari ini. Karena Hatta pasti melihat bahwa negara sebesar ini mesti memiliki alas budaya yang kuat. Karena dari karakter, akan menguar kepribadian yang akan membentengi masyarakat. Yang menjadi penjaga gerbang pertama dalam menetralisir ancaman terhadap kearifan lokal.
#Catatan Supardi, S.H untuk kota Payakumbuh
SUPARDI-TRI
NOMOR SATU
PILIHAN SATU-SATUNYA
PAYAKUMBUH MENDUNIA