Saleh Zulfahmi
Pasbana - Apa sih bedanya pemimpin otentik dan yang hanya sekadar penuh gimmick?
Mungkin ini pertanyaan yang kerap terlintas di benak kita, terutama saat harus memilih seseorang untuk memimpin. Yuk, coba kita bahas dengan gaya yang lebih santai dan tanpa basa-basi.
Pemimpin Otentik itu ibarat teman yang selalu ada di kala senang maupun susah. Mereka adalah orang-orang yang jujur, tulus, dan tak banyak pencitraan.
Dalam dunia kepemimpinan, mereka memegang teguh nilai dan integritas, ibarat kendaraan yang pakai onderdil asli atau original, bukan KW-an.
Semua yang mereka lakukan adalah demi kemajuan bersama, tanpa harus terlalu sering mengumbar pencitraan.
Di sisi lain, ada juga pemimpin yang dikenal penuh gimmick. Mereka bak aktor dalam drama yang selalu siap di depan kamera.
Seolah-olah berbuat baik, tetapi semua ada maksud tersembunyi di balik itu. Kata orang, mereka selalu tampil di saat sorotan kamera menyala, namun entah ke mana saat masyarakat benar-benar membutuhkan.
Contoh Sehari-hari yang Membedakan Pemimpin Otentik dan Pemimpin Gimmick
Bayangkan dua sosok pemimpin yang sering kita lihat di sekitar. Pemimpin pertama, yang otentik, adalah sosok yang selalu ada di tengah masyarakat. Mereka ikut menghadiri acara, berinteraksi langsung, bahkan mungkin terlihat sering tanpa pengawalan ketat.
Tak jarang, pemimpin seperti ini adalah orang yang, saat ada bencana, segera turun ke lapangan dan bekerja tanpa perlu kamera.
Sementara itu, pemimpin kedua sering tampil rapi dan tegas di depan layar, tapi sebenarnya mereka jarang benar-benar menyentuh persoalan yang dihadapi rakyat.
Kalau ada acara besar atau momen yang mengundang sorotan media, pasti mereka hadir, tapi di hari biasa, apakah mereka benar-benar ada?
Tanda-Tanda Pemimpin Otentik
Kalau kamu ingin tahu apakah seorang pemimpin benar-benar otentik, lihatlah tindakannya sehari-hari. Contohnya, seorang pemimpin otentik akan mengingatkan orang-orang terdekatnya tentang hal-hal baik, seperti sholat berjamaah atau membantu sesama tanpa harus pamer di media sosial.
Mereka tidak perlu menceritakan kebaikan yang dilakukan di belakang layar; karena buat mereka, kebaikan bukan untuk dilihat, tapi untuk dirasakan manfaatnya oleh orang lain.
Dimana Kita Bisa Temukan Pemimpin Seperti Ini?
Pemimpin otentik bukanlah mitos, meski di zaman sekarang sepertinya cukup langka. Mereka adalah orang-orang yang dengan tulus dekat dengan ulama, bukan demi pencitraan, tapi karena ingin menerapkan ajaran yang disampaikan oleh mereka.
Bahkan, mereka mungkin tidak segan untuk minta nasihat dan bimbingan, bukan demi tampil religius di depan publik, tapi demi menjadi pribadi yang lebih baik.
Jadi, Pilih yang Mana?
Pada akhirnya, pilihan ada di tangan kita. Apakah kita mau pemimpin yang hanya sekadar tampil bagus di permukaan atau yang benar-benar bekerja demi kita semua?
Jangan mudah terjebak dengan aksi-aksi penuh gimmick. Pemimpin sejati adalah mereka yang selalu ada, bahkan ketika tak ada sorotan kamera di sekelilingnya.(*)