Pasbana - Setelah bertahun-tahun bergulat dengan berbagai kendala, semangat pemerintah daerah Sumatera Barat untuk melanjutkan pembangunan jalan tol kembali menguat. Proyek tol ruas Padang-Sicincin, yang hingga kini belum rampung, kini menjadi pijakan untuk langkah berikutnya, pembangunan ruas tol Sicincin-Bukittinggi dengan sedikit perubahan rencana.
Namun, ada keputusan strategis yang menjadi sorotan. Rute yang semula dirancang melintasi Sicincin ke Bukittinggi kini dialihkan menjadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar. Perubahan ini dilakukan demi mengatasi masalah klasik: pembebasan lahan. Langkah ini memang menjanjikan solusi yang lebih praktis, namun juga memunculkan tantangan baru karena gerbang tol akan semakin jauh dari pusat Kota Bukittinggi.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy menegaskan, pembangunan tol adalah kebutuhan mendesak yang tidak hanya diidamkan masyarakat Sumbar, tetapi juga provinsi-provinsi tetangga.
“Kehadiran jalan tol ini sangat dinantikan. Proses percepatannya harus mendapat perhatian khusus dari semua pihak terkait,” ujar Audy optimis.
Namun, realisasi proyek ini masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Menurut Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan) Sumbar, Rifda Suryani, terdapat 12 bidang lahan yang belum terbebaskan di ruas Padang-Sicincin. Tiga di antaranya berada di area akses tol.
“Saat ini prosesnya sedang berjalan, berada pada tahap penetapan konsinyasi. Semoga ini segera tuntas, sehingga pembangunan tidak terhambat lebih lama lagi,” jelas Rifda.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang (BMCKTR) Sumbar Era Sukma Munaf menyebut, hasil pemetaan menunjukkan pembebasan lahan pada rute Sicincin-Bukittinggi (via Kubang Putih) memerlukan biaya yang jauh lebih besar dibandingkan opsi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar.
Keputusan ini dianggap strategis, terutama mengingat keterbatasan anggaran dan urgensi pembangunan. Namun, tantangan baru tetap ada: bagaimana memastikan rute alternatif ini tidak hanya efisien dari segi biaya, tetapi juga memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.
Di sisi lain, Dirjen Bina Marga Rachman Arief Dienaputra mengonfirmasi bahwa peresmian ruas tol Padang-Sicincin sudah dikoordinasikan secara intensif dengan pihak terkait. Targetnya, Presiden Prabowo Subianto akan meresmikan jalan tol tersebut pada pertengahan Desember 2024, bersamaan dengan Ground Breaking Fly Over Sitinjau Lauik.
“Sumbar memiliki rekam jejak pembebasan lahan yang sukses dan cepat, seperti proyek Tabing-Duku yang rampung dalam waktu satu bulan. Kami berharap momentum ini bisa terulang untuk proyek jalan tol dan fly over ini,” kata Rachman.
Proyek tol Padang-Pekanbaru, termasuk ruas Padang-Sicincin dan Sicincin-Singkarak, tidak hanya diharapkan menjadi penghubung antarprovinsi, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi masyarakat Sumatera Barat.
Dengan hadirnya jalan tol, Sumatera Barat akan memasuki babak baru dalam konektivitas wilayah. Meski masih ada kendala di lapangan, pemerintah daerah tetap optimis bahwa proyek ini akan membawa manfaat besar bagi masyarakat.
Bagi warga Sumbar, proyek ini lebih dari sekadar pembangunan infrastruktur. Ini adalah harapan untuk mobilitas yang lebih baik, percepatan ekonomi, dan kemudahan akses yang telah lama dinantikan.
Namun, kesuksesan proyek ini tidak hanya bergantung pada pembangunan fisiknya, tetapi juga bagaimana pemerintah bisa mengelola dinamika sosial, ekonomi, dan lingkungan yang menyertainya. Apakah rute baru Sicincin-Singkarak mampu menjawab ekspektasi masyarakat? Waktu yang akan menjawab. (*/budi)