Notification

×

Iklan

Iklan

BKSDA Sumbar Evakuasi Tapir yang Terjebak di Kolam BBI Sukomananti

13 Desember 2024 | 07:25 WIB Last Updated 2024-12-14T07:27:59Z



Pasbar, pasbana - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Wilayah I Pasaman, yang berlokasi di Lubuk Sikaping, berhasil mengevakuasi seekor satwa langka yang dilindungi jenis tapir yang masuk ke dalam kolam Balai Benih Ikan (BBI) Sukomananti, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Kamis (12/12).

Kepala BKSDA Sumbar Wilayah I Pasaman, Ade Putra, menjelaskan bahwa laporan terkait keberadaan satwa tersebut diterima BKSDA Sumbar Wilayah I Pasaman pada pukul 09.30 WIB. Sesampainya di lokasi BBI Pasbar, proses evakuasi berlangsung selama beberapa jam.

“Setelah menerima laporan, kami segera berangkat dari Lubuk Sikaping. Awalnya, kami berasumsi bahwa tapir ini tidak terlalu agresif sehingga penangkapan bisa dilakukan menggunakan jaring seperti biasa. Namun, lokasi berupa area berbahan semen cukup membahayakan bagi satwa tersebut. Oleh karena itu, kami harus mengubah strategi evakuasi,” ujar Ade.

Proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati setelah tim menemukan adanya bekas luka pada tubuh tapir. Hal ini mengindikasikan bahwa satwa pemalu yang biasanya menjauh dari manusia ini kemungkinan merasa terancam oleh keramaian di sekitarnya.

Lebih lanjut, Ade menambahkan bahwa tapir dewasa tersebut, yang diperkirakan berusia 10 tahun dengan jenis kelamin betina, akan dibawa ke kantor BKSDA untuk observasi. 

“Jika diperlukan perawatan lebih lanjut, maka kami akan melakukan rehabilitasi terlebih dahulu. Jika sudah layak dilepasliarkan, maka satwa ini akan dilepas di wilayah konservasi,” ungkapnya.

Ade juga mengapresiasi kerja sama berbagai pihak dalam proses evakuasi. 

“Meskipun berlangsung beberapa jam, evakuasi satwa ini berjalan kondusif berkat kerja sama berbagai pihak seperti Dinas Peternakan dan Perkebunan Pasbar, Dinas Perikanan Pasbar, Dinas Kominfo, TNI, hingga masyarakat sekitar. Kami masih mengkaji penyebab satwa ini turun ke masyarakat, apakah karena ancaman dari habitatnya atau faktor lain seperti gangguan lingkungan,” tambahnya.

Sementara itu, Irat (37), yang memiliki warung di sekitar kolam, menceritakan kronologi awal mengetahui keberadaan tapir yang masuk ke dalam kolam BBI Sukomananti. Sekitar pukul 06.30 WIB, pemilik kebun jagung di dekat kolam, Bapak Ucok (50), memberitahunya. Ia segera meminta suaminya, Bapak Utia Rahmad (37), untuk melihat hewan yang awalnya disangka beruang.

“Karena sepertinya tapir itu tidak buas, suami saya langsung masuk ke dalam kolam untuk melepas air yang membuat hewan tersebut hampir tenggelam. Awalnya kami sempat takut karena sebelumnya tidak pernah melihat wujud hewan ini. Sambil mengeringkan kolam, kami juga segera melapor ke petugas BBI setempat,” jelasnya.(rel/bd) 

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update