Padang Panjang, pasbana – Film dokumenter bertajuk "Hukum Cambuk di Tanah Cut Nyak" karya Inayati, seorang mahasiswa Jurusan TV dan Film Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, diputar di Gedung M. Syafei Kota Padang Panjang.
Film ini mengangkat tema penerapan hukum cambuk di Provinsi Aceh, sebuah isu yang menarik perhatian publik, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, terutama terkait perdebatan seputar hak asasi manusia (HAM).
Sutradara film, Inayati, yang berasal dari Aceh, menjelaskan bahwa film ini dirancang untuk memberikan wawasan kepada masyarakat tentang bagaimana hukum Islam diterapkan di Aceh.
"Kami ingin menggambarkan realitas penerapan hukum cambuk di Aceh, termasuk pandangan pro dan kontra yang berkembang. Film ini tidak hanya berfungsi sebagai tontonan, tetapi juga sebagai sarana edukasi untuk masyarakat Indonesia," ujar Inayati.
Selain itu, pemutaran film ini juga dirangkaikan dengan doa bersama dan peringatan 20 tahun bencana tsunami Aceh. Acara ini diselenggarakan oleh Forum Keluarga Aceh dan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Aceh Kota Padang Panjang.
"Kami ingin mengenang tragedi tsunami yang telah mengubah kehidupan masyarakat Aceh, sekaligus memperkuat solidaritas antar generasi," jelas Yuswinda, pembawa acara.
Pj. Wali Kota Padang Panjang, Sonny Budaya Putra, AP., M.Si., turut hadir dalam acara tersebut. Ia memberikan apresiasi kepada para mahasiswa yang telah menghasilkan karya bermutu dan relevan. "Film ini tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menunjukkan potensi besar generasi muda dalam mengangkat isu-isu penting dengan pendekatan kreatif," ungkapnya.
Menurut Yuswinda, pemutaran film di Gedung M. Syafei ini juga menjadi salah satu syarat penayangan tugas akhir mahasiswa di luar kampus. "Kami berharap langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat," tambahnya.
Acara berlangsung dengan lancar dan mendapat sambutan hangat dari para peserta. Film "Hukum Cambuk di Tanah Cut Nyak" dianggap berhasil memancing diskusi yang konstruktif mengenai penerapan hukum Islam dan implikasinya terhadap kehidupan sosial.
Film ini diharapkan mampu mengajak penonton untuk memahami kompleksitas hukum di Aceh dan melihatnya dalam konteks budaya, agama, serta perdebatan global mengenai hak asasi manusia.(*/maksalmina)