Pasbana - Logo MTQ Nasional XL yang diluncurkan oleh Kabupaten Solok Selatan sebagai tuan rumah memiliki desain yang memadukan unsur budaya dan religius.
Dari segi komposisi, logo ini terlihat cukup padat dengan berbagai elemen yang ditumpuk, seperti menara masjid, ornamen api, huruf "MTQ" dengan angka "XL" di dalam bentuk tetesan air, serta buku terbuka di bagian bawah.
Elemen-elemen ini berupaya menyampaikan makna simbolik yang kuat, namun tata letaknya yang rapat membuat keseluruhan desain terasa kompleks dan kurang seimbang.
Bagian atas logo, yang diisi dengan menara dan ornamen api, cenderung lebih berat secara visual dibandingkan bagian bawah, sehingga memberikan kesan komposisi yang kurang harmonis.
Padahal, keseimbangan visual sangat penting agar logo mudah dipahami dan menarik perhatian dalam sekali pandang.
Penggunaan warna dalam logo ini juga menjadi tantangan tersendiri. Dengan banyaknya warna seperti merah, kuning, hijau, biru, dan hitam, logo terlihat ramai dan kurang fokus.
Sementara warna kuning dan hitam pada elemen utama cukup menarik perhatian, keberadaan warna-warna lain membuat tampilan logo terasa berlebihan dan kurang profesional.
Warna-warna ini mungkin dimaksudkan untuk menyimbolkan semangat dan keberagaman, tetapi tanpa pengelolaan yang tepat, kombinasi warna yang terlalu beragam justru dapat mengurangi kesan elegan.
Tipografi yang digunakan juga memiliki peran penting dalam membangun karakter logo. Pada logo ini, huruf kapital pada kata “NASIONAL” dan huruf besar untuk "MTQ" terlihat sederhana, tetapi penempatannya kurang terintegrasi dengan elemen lain.
Angka Romawi "XL" yang diletakkan di dalam bentuk tetesan air, misalnya, kurang terlihat sebagai bagian dari tipografi utama, sehingga menimbulkan kesan terpisah. Elemen ini, meskipun memberikan kesan modern, tidak sepenuhnya selaras dengan desain keseluruhan yang didominasi oleh gaya klasik.
Selain itu, ikonografi dalam logo ini menunjukkan berbagai simbol yang memiliki makna mendalam. Menara masjid dan atap rumah gadang, misalnya, mencerminkan identitas keislaman sekaligus kebudayaan Minangkabau, sementara buku terbuka di bagian bawah melambangkan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup.
Namun, elemen buku terbuka ini tampak lebih seperti buku biasa, sehingga tidak secara eksplisit merepresentasikan Al-Qur'an. Bentuk tetesan air yang mengandung angka “XL” memberikan nuansa modern, tetapi elemen ini tampak kurang menyatu dengan elemen-elemen berbentuk geometris lainnya.
Garis-garis dan kurva pada buku terbuka dan daun sebenarnya memberi kesan lembut, namun secara keseluruhan, desain masih terlihat kaku karena kurangnya integrasi antar elemen.
Dalam pandangan menyeluruh, logo ini mengandung pesan yang kuat dan kaya simbolisme, tetapi tampilannya yang terlalu padat dan komposisinya yang tidak seimbang dapat mengurangi daya tarik visualnya.
Padahal, sebagai elemen visual utama dalam suatu acara besar, logo seharusnya mampu menyampaikan pesan dengan cara yang sederhana namun efektif. Kombinasi elemen klasik dan modern yang tidak terintegrasi dengan baik juga membuatnya kurang mencerminkan tren desain masa kini, yang lebih mengedepankan kesederhanaan dan kejelasan.
Hal ini menjadi tantangan bagi desainer untuk menyederhanakan elemen-elemen yang ada agar logo lebih mudah dipahami tanpa kehilangan makna dan pesan utamanya.(Mando)