Pasbana - Kelapa sawit, komoditas yang kini menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar Indonesia, ternyata bukan tanaman asli Nusantara. Asal-usulnya bisa dilacak hingga Afrika Barat dan Tengah.
Pada 1848, empat biji kelapa sawit dibawa oleh Dr. D. T. Pryce dari Bourbon, Mauritius, dan Hortus Botanicus, Amsterdam. Biji-biji tersebut kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor dan tumbuh dengan subur. Pohon kelapa sawit pertama di Asia Tenggara ini akhirnya menghasilkan buah pada 1853.
Perkembangan Perkebunan
Pada 1870-an, bibit kelapa sawit dari Deli, Sumatera Utara, mulai dikenal sebagai "Deli Dura" karena kemampuannya tumbuh subur.
Pemerintah Hindia Belanda melihat potensi ini dan mulai mengembangkan perkebunan kelapa sawit di berbagai daerah.
Perusahaan Perkebunan
Beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit besar berdiri pada awal abad ke-20, seperti:
1. Perusahaan perkebunan kelapa sawit pertama di Deli, Sumatera Utara, didirikan oleh Adrien Hallet pada 1911.
2. London Sumatra Indonesia (Lonsum) berdiri pada 1906 dan mulai memproduksi kelapa sawit pada 1980-an.
3. Bakrie Sumatera Plantations berdiri pada 1911 sebagai perusahaan perkebunan karet sebelum bertransformasi menjadi perusahaan kelapa sawit.
Fakta Menarik
1. Kelapa sawit merupakan kontributor terbesar kedua pada PDB Indonesia.
2. Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar dunia.
3. Perkebunan kelapa sawit menyerap jutaan tenaga kerja di Indonesia.
Tantangan dan Masa Depan
Industri kelapa sawit Indonesia masih menghadapi tantangan seperti deforestasi, perubahan iklim, dan ketidakpastian pasar global. Namun, dengan pengelolaan yang berkelanjutan dan inovasi teknologi, industri ini tetap menjadi pilar ekonomi Indonesia. Makin tahu Indonesia. (*)
Sumber:
1. Kebun Raya Bogor
2. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
3. Badan Pusat Statistik (BPS)