Notification

×

Iklan

Iklan

Anak Inti: Cemilan Gurih Khas Minang yang Bikin Nagih!

28 Januari 2025 | 11:27 WIB Last Updated 2025-01-28T04:27:04Z



Pasbana - Siapa yang tidak suka camilan gurih dan renyah? Jika kamu penggemar kuliner tradisional Indonesia, terutama dari ranah Minang, pasti sudah tidak asing dengan Anak Inti. Camilan khas Minangkabau ini bukan sekadar gorengan biasa, melainkan sebuah sajian yang memadukan kelembutan inti kelapa dengan balutan tepung yang super krispi. Yuk, kenalan lebih dekat dengan camilan yang satu ini!

Anak Inti adalah camilan tradisional khas Minangkabau yang terbuat dari inti kelapa atau yang sering disebut enten atau unti. Inti kelapa ini diolah dengan cara digoreng dan dibalut dengan adonan tepung yang renyah. Hasilnya? Camilan gurih, manis, dan krispi yang bikin ketagihan! 

Nama Anak Inti sendiri berasal dari bahasa Minang, di mana “anak” berarti kecil dan “inti” merujuk pada bagian dalam kelapa yang lembut. Jadi, camilan ini seperti “anak kecil” dari inti kelapa yang diolah menjadi sajian lezat.

Pembuatan Anak Inti terbilang sederhana, tapi butuh ketelatenan. Pertama, inti kelapa diparut halus dan dicampur dengan gula serta sedikit garam untuk menyeimbangkan rasa. Setelah itu, adonan ini dibentuk bulat-bulat kecil, lalu dilapisi dengan adonan tepung yang terbuat dari campuran tepung terigu, telur, dan bumbu rempah seperti bawang putih dan ketumbar. 

Setelah dibalut tepung, Anak Inti digoreng dalam minyak panas hingga berwarna keemasan. Proses penggorengan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar bagian luarnya krispi, sementara bagian dalamnya tetap lembut dan manis.

Saat digigit, kamu akan merasakan sensasi krispi di luar, lalu diikuti dengan kelembutan inti kelapa yang manis dan gurih di dalam. Kombinasi rasa ini membuat Anak Inti cocok dinikmati kapan saja, baik sebagai camilan sore hari maupun teman minum teh atau kopi.

Menurut Budayawan Minang, Yusril Djalinus, Anak Inti bukan sekadar camilan biasa. “Ini adalah bagian dari kekayaan kuliner Minang yang menggambarkan keharmonisan antara rasa manis dan gurih, seperti filosofi hidup orang Minang yang selalu mencari keseimbangan,” ujarnya.

Anak Inti tidak hanya populer sebagai camilan sehari-hari, tetapi juga sering disajikan dalam acara adat atau perayaan khusus di Minangkabau. Camilan ini menjadi simbol keramahan dan kebersamaan, karena biasanya disajikan bersama hidangan lainnya saat ada tamu atau acara keluarga.




Selain itu, Anak Inti  juga sering dijual di pasar tradisional atau oleh-oleh khas Sumatera Barat. Bagi para wisatawan, mencicipi Anak Inti adalah cara untuk merasakan cita rasa autentik Minang yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.

1. Bahan Dasar yang Sehat: Inti kelapa yang menjadi bahan utama Anak Inti kaya akan serat dan rendah kalori. Meskipun digoreng, camilan ini tetap bisa menjadi pilihan yang relatif sehat jika dikonsumsi dalam porsi wajar.
   
2. Varian Rasa: Beberapa produsen Anak Inti kini menawarkan varian rasa, seperti pandan, coklat, atau keju, untuk menarik minat generasi muda.

3. Warisan Kuliner yang Terjaga: Meskipun sudah ada sejak lama, Anak Inti  tetap bertahan dan bahkan semakin populer berkat inovasi dalam penyajian dan pemasaran.


Jika kamu berkunjung ke Sumatera Barat, jangan lupa mampir ke pasar tradisional atau toko oleh-oleh khas Minang. Kamu bisa menemukan Anak Inti dengan mudah di sana. Namun, bagi yang tidak sempat ke Minang, jangan khawatir! Kini, sudah banyak toko online yang menjual camilan ini, lengkap dengan pengiriman ke seluruh Indonesia.


Anak Inti adalah bukti bahwa kuliner tradisional Indonesia, khususnya dari Minangkabau, memiliki cita rasa yang tak lekang oleh waktu. Camilan ini tidak hanya enak, tetapi juga sarat dengan nilai budaya dan filosofi hidup masyarakat Minang. Jadi, kalau kamu belum pernah mencoba Anak Inti, saatnya menambahkan camilan ini ke dalam list makanan yang wajib dicoba! Makin tahu Indonesia !


Nah, bagaimana? Tertarik untuk mencoba Anak Inti? Jangan lupa bagikan pengalamanmu setelah mencicipi camilan khas Minang ini!

(Budi)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update