Agam, pasbana – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat (BKSDA Sumbar) memasang kandang jebak di kawasan Pagadih Hilia, Nagari Pagadih, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam. Langkah ini dilakukan untuk mengevakuasi seekor harimau Sumatera yang diduga menyerang ternak warga setempat.
"Kami telah memasang kandang jebak di sekitar lokasi yang sering dijumpai satwa tersebut. Ini dilakukan sebagai upaya evakuasi harimau Sumatera yang kondisinya sudah tidak optimal untuk berburu," ungkap Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar, Ade Putra, Senin (27/1/2025).
Langkah ini diambil setelah pihak BKSDA menerima laporan adanya serangan terhadap sapi milik warga, yang diduga dilakukan oleh harimau tersebut.
Berdasarkan hasil pemantauan melalui camera trap yang dipasang di lokasi, diketahui bahwa harimau itu mengalami cedera pada kaki kiri depan. Kondisi ini menghalangi kemampuan alaminya untuk berburu mangsa secara normal di habitatnya.
"Berdasarkan visual yang kami dapatkan, kami memutuskan untuk mengevakuasi satwa ini demi keselamatan harimau dan juga keamanan warga setempat," kata Ade Putra.
Selain memasang kandang jebak, BKSDA Sumbar juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama pada malam hari atau saat pergi ke kebun. Ade Putra menyarankan agar warga selalu pergi berkelompok dan mengambil langkah pengamanan ekstra, seperti membuat api di sekitar kandang ternak untuk mencegah serangan hewan buas.
"Kami telah mengimbau warga pada pertemuan di Masjid Nurul Iman Pagadih Hilia untuk lebih berhati-hati dan menjaga ternak mereka dengan lebih baik," tambahnya.
Pemasangan kandang jebak ini tidak hanya bertujuan melindungi warga dan ternaknya, tetapi juga memastikan harimau Sumatera yang terluka dapat mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Satwa yang masuk dalam kategori spesies terancam punah ini memerlukan perlakuan khusus untuk memastikan kelangsungan hidupnya di alam liar.
Menurut data International Union for Conservation of Nature (IUCN), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) termasuk dalam daftar merah spesies yang sangat terancam punah, dengan populasi liar yang tersisa diperkirakan kurang dari 400 ekor.
Konflik dengan manusia akibat kerusakan habitat menjadi salah satu ancaman utama bagi kelangsungan hidup spesies ini.
Langkah BKSDA Sumbar ini diharapkan tidak hanya mampu menyelamatkan harimau yang terluka, tetapi juga memberikan rasa aman bagi masyarakat di sekitar kawasan Pagadih Hilia.(ant)