Notification

×

Iklan

Iklan

Kualitas Aspal Preservasi Dua Jalan di Limapuluh Kota dengan Sumber Dana APBN Diduga Tidak Sesuai Spek

02 Januari 2025 | 23:18 WIB Last Updated 2025-01-02T16:18:42Z



Limapuluh Kota, pasbana- Proyek preservasi jalan Piobang-Koto Panjang dan jalan Tanjung Pati-Simalanggang dengan sumber dana APBN senilai 12 M lebih yang dikerjakan PT. Pasindo Prima Kreasi menuai sorotan ditengah masyarakat, diduga tidak sesuai mutu/spek. 

Berdasar pantauan media ini di lapangan, proyek kementerian PUPR dirjen Bina Marga satker wilayah 1 Sumatera Barat itu dalam perencanaannya sepanjang 2,8 KM dan jalan Piobang ke Sungai Beringin dengan panjang 1,7 Km menggunakan pengaspalan jenis terbaik yakni AC-WC.

Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) adalah lapisan aspal beton yang berada di paling atas struktur perkerasan jalan dan langsung bersentuhan dengan roda kendaraan. AC-WC merupakan salah satu dari tiga lapisan dalam Laston, yaitu AC-WC, AC lapis antara (AC-Binder Course), dan AC lapis fondasi (AC-Base). 

Karakteristik AC-WC bertekstur halus, berhubungan langsung dengan cuaca dan kondisi luar lainnya. Selain itu harus kedap air dan memiliki kekesatan yang tinggi hingga ketebalan minimum 4 cm. 

Untuk memastikan AC-WC memenuhi spesifikasi dan dalam perencanaan perlu diperhatikan AC-WC menggunakan campuran bergradasi rapat dengan sedikit rongga. Menyesuaikan proporsi campuran, menggunakan split agregat yang tepat untuk menentukan daya dukung campuran, hingga memastikan aspal berfungsi sebagai bahan pengikat yang menyatukan fraksi-fraksi agregat.

Merujuk spesifikasi yang di persyaratkan untuk pengaspalan AC-WC, seperti preservasi 2 jalan tersebut diduga tidak memenuhi syarat. Padahal preservasi 2 jalan yang bersumber dari APBN TA 2024 tersebut senilai Rp 12,3 milyar, namun kualitas seolah-olah beranjak jauh dari kenyataan.

Pada permukaan aspal terlihat permukaan sangat kasar dan berpori-pori, sehingga diragukan itu benar-benar kualitas dari jenis aspal AC-WC.

Salah seorang masyarakat di lokasi inisial AW juga menyebutkan kepada wartawan, Kamis (2/1) di lapangan, pekerja melakukan pengaspalan ada yang malam hari bahkan saat pengaspalan tidak berasap atau aspal diduga tidak panas (hotmix). Padahal dalam perencanaannya suhu aspal minimal 130° (derajat) dan itu pasti panas, ada asapnya.

"Sementara itu saat melakukan pengedaman pekerja terciduk tidak memanfaatkan P3K/safety. Kami masyarakat sebenarnya sangat bersyukur atas pembangunan jalan yang baru di kampung kami. Jalan inipun sudah lama diimpikan masyarakat. Tapi setidaknya aspalnya yang berkualitas bukan seperti yang kami lihat ini, kayak kipang," ujar Aw.

Terpisah saat dikonfirmasi wartawan kepada pelaksana proyek pengaspalan, Direktur PT.Pasindo Prima Kreasi, Mulyadi, menyebutkan itu pakai aspal AC-WC. (BD)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update