Jakarta, pasbana – Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Prof. Dr. Hasjim Djalal, M.A., mantan diplomat ulung yang menjadi salah satu arsitek pengesahan Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982), meninggal dunia pada Minggu, 12 Januari 2025, pukul 16.40 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta. Beliau berpulang dalam usia 90 tahun lebih.
Pada Senin, 13 Januari 2025, prosesi pemakaman Prof. Hasjim Djalal digelar secara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Menteri Luar Negeri Sugiono bertindak sebagai inspektur upacara, memberikan penghormatan terakhir kepada tokoh yang berjasa besar bagi bangsa. Prosesi berlangsung khidmat pada pukul 15.00 WIB dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Bupati Agam, Dr. H. Andri Warman, M.M.
Dr. Andri Warman, yang merupakan keponakan Prof. Hasjim Djalal, menyatakan rasa kehilangan mendalam atas kepergian sang paman. “Beliau bukan hanya seorang tokoh nasional, tetapi juga panutan keluarga dan inspirasi bagi generasi muda Indonesia,” ujarnya.
Prof. Hasjim Djalal dilahirkan pada 25 Februari 1934 di Nagari Ampang Gadang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Putra pasangan H. Djalaluddin dan Hj. Salamah ini memiliki latar belakang keluarga yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai luhur Minangkabau.
Dalam karier diplomatiknya, Prof. Hasjim Djalal bersama Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja berperan penting dalam membawa kepentingan Indonesia ke panggung dunia. Mereka memperjuangkan konsep ‘Nusantara’ yang menjadi landasan Deklarasi Juanda pada 13 Desember 1957. Melalui perjuangan tersebut, wilayah kedaulatan Indonesia bertambah signifikan dari 2 juta km² menjadi 5,8 juta km².
“Keberhasilan Prof. Hasjim Djalal dalam mengintegrasikan wilayah darat dan maritim Indonesia melalui UNCLOS 1982 menjadi tonggak penting dalam sejarah bangsa. Berkat upayanya, Indonesia tidak lagi terpecah-pecah, tetapi semakin kokoh dan utuh sebagai negara kepulauan,” ungkap Menteri Luar Negeri Sugiono dalam sambutannya.
Hasil karya Prof. Hasjim Djalal memberikan dampak besar bagi bangsa Indonesia hingga generasi mendatang. Konsep kewilayahan Nusantara yang diperjuangkannya menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan yang diakui oleh hukum internasional. Selain itu, Prof. Hasjim Djalal juga dikenal sebagai figur yang rendah hati dan penuh dedikasi dalam pengabdiannya.
Beliau meninggalkan seorang istri, dua anak, dan beberapa cucu. Salah satu anaknya, Dr. Dino Patti Djalal, M.A., yang juga dikenal sebagai diplomat dan mantan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, mengungkapkan rasa bangganya terhadap sang ayah. “Bapak selalu mengajarkan pentingnya pengabdian dan integritas. Beliau adalah inspirasi terbesar dalam hidup saya,” ujarnya.
Kepergian Prof. Dr. Hasjim Djalal menjadi kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Namun, semangat dan dedikasi yang ditinggalkannya akan terus menginspirasi generasi muda untuk menjaga dan memanfaatkan warisan bangsa yang telah diperjuangkannya.
“Selamat jalan, Prof. Hasjim Djalal. Perjuangan dan pengabdianmu akan selalu dikenang dalam sejarah Indonesia,” tutup Menteri Sugiono dalam pidatonya. (rel/bd)