Notification

×

Iklan

Iklan

Tetap Cuan di Tengah IHSG Merah: Strategi Momentum Trader Hadapi Pasar Bearish

29 Januari 2025 | 15:49 WIB Last Updated 2025-01-29T08:49:34Z


Pasbana - Pasar saham sedang tidak bersahabat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) alami penurunan karena sentimen kenaikan suku bunga global dan ketegangan geopolitik. Bagi sebagian investor, kondisi ini bikin panik. 

Tapi, bagi momentum trader, ini justru momen untuk menunjukkan keyakinan dan strategi. Mari kita bahas cara bertahan—bahkan untung—di tengah pasar bearish, dengan tips praktis yang bisa langsung diaplikasikan.  


Apa Itu Momentum Trading? 

Momentum trading adalah strategi mengikuti arah pergerakan harga saham, baik naik (bullish) atau turun (bearish). Trader momentum tidak melawan tren, melainkan memanfaatkannya untuk meraih keuntungan.  

Analoginya: Bayangkan Anda sedang berselancar. Momentum adalah ombaknya. Anda tidak perlu menciptakan ombak, cukup menunggu dan menungganginya dengan tepat.  

Kenali Karakteristik Pasar Bearish

Di pasar bearish, harga saham cenderung turun dalam jangka panjang. Namun, ini bukan berarti tidak ada peluang. 

Justru, momentum trader bisa memanfaatkan penurunan untuk:  
- Short selling: Menjual saham yang dipinjam dengan harapan membelinya kembali di harga lebih rendah.  
- Mencari saham rebound: Saham yang turun tajam tapi punya potensi naik kembali.  

Contoh Kasus: 
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 10% pada September 2023 karena sentimen kenaikan suku bunga. Namun, dalam dua minggu berikutnya, saham ini rebound 6% setelah investor menyadari kinerja fundamentalnya masih solid.  

Fokus pada Saham Likuid

Saham likuid adalah saham yang mudah dibeli dan dijual tanpa memengaruhi harga secara signifikan. Di pasar bearish, saham likuid seperti blue chip (BBCA, TLKM, UNVR) tetap menjadi pilihan aman.  

Alasannya:
- Volume transaksi tinggi, memudahkan Anda masuk dan keluar posisi.  
- Risiko manipulasi harga lebih rendah.  

Tips: Pantau daftar saham paling aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menemukan saham likuid.  

Gunakan Moving Average (MA) sebagai Panduan

Moving Average (MA) adalah indikator teknikal yang menunjukkan rata-rata harga saham dalam periode tertentu. MA 50, MA 100, dan MA 200 adalah yang paling sering digunakan.  

Cara Menggunakan:
- Jika harga saham di bawah MA 200, tren bearish masih kuat.  
- Jika harga mulai menembus MA 50 ke atas, waspadai potensi rebound.  

Contoh: Saham PT Astra International Tbk (ASII) berhasil rebound 8% pada Oktober 2023 setelah harga menembus MA 50 dengan volume tinggi.  

Volume adalah Kunci

Volume transaksi adalah indikator vital bagi momentum trader. Di pasar bearish:  
- Volume tinggi + harga turun: Tanda panic selling (hindari!).  
- Volume mengecil di level support: Sinyal reversal (waspada peluang!).  

Kasus Nyata: Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 12% pada September 2023 dengan volume tinggi. Ketika volume menyusut di level Rp 3.000 (support kuat), harga mulai rebound ke Rp 3.200 dalam seminggu.  

Risk Management: Stop Loss Ketat dan Target Realistis

Di pasar bearish, risiko kerugian lebih besar. Oleh karena itu, pastikan Anda:  
- Pasang stop loss (SL): Misalnya, 2-3% di bawah harga beli.  
- Tentukan target profit realistis: Di pasar bearish, target 5-8% sudah cukup baik.  

Kata Pakar: "Jangan serakah. Survival lebih penting daripada profit jangka pendek." — Andi Wijaya, Trader Senior di MNC Sekuritas.  

Hindari FOMO dan Tetap Disiplin


FOMO (Fear of Missing Out) sering membuat trader membeli saham hanya karena "tampak murah". Padahal, momentum trading bukan soal memetik harga terendah, melainkan mengikuti tren yang terkonfirmasi.  

Tips Anti-FOMO:
1. Buat watchlist saham dengan kriteria ketat (likuid, fundamental baik).  
2. Tunda aksi beli jika belum ada konfirmasi volume atau sinyal MA.  

Kuatkan Mental dan Terima Kenyataan

Pasar bearish adalah siklus alami. Menurut riset CNBC Indonesia, 70% trader pemula gagal karena panik menjual di harga terendah.  

Kisah Inspiratif: Di krisis 2020, Rina, momentum trader di Jakarta, tetap profit 20% dengan fokus pada saham infrastruktur seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang rebound 40% pasca-penurunan.  

Tetap Tenang, Trading pun Aman

Pasar bearish bukan akhir segalanya. Dengan disiplin, analisis volume/MA, dan fokus pada saham likuid, momentum trader bisa tetap cuan. Ingat prinsip Warren Buffett: "Ketika orang lain serakah, jadilah takut. Ketika orang lain takut, jadilah serakah."

(Budi) 



IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update