Notification

×

Iklan

Iklan

“Garobak Galeri” Karya Rumah Ada Seni Dikoleksi Balai Seni Negara Malaysia

03 Februari 2025 | 06:06 WIB Last Updated 2025-02-03T02:50:58Z


Pasbana - Karya komunitas seni asal Padang, Rumah Ada Seni, yang bertajuk “Garobak Galeri”, diakusisi oleh Balai Seni Negara Malaysia. Yusuf Fadli Aser, Ketua Rumah Ada Seni, menuturkan, “Status akuisisi ini berarti bahwa karya tersebut mereka beli dan status kepemilikan beralih dari Rumah Ada Seni ke Balai Seni Negara Malaysia.”

Lebih lanjut Aser menjelaskan bahwa tawaran akuisisi dari Balai Seni Negara Malaysia tersebut sebenarnya telah datang sejak 3 Desember 2024. Setelah beberapa kali melalui tahap penawaran, negosiasi, dan diskusi, akhirnya keputusan akuisisi diterima Rumah Ada Seni melalui surat tertanggal 20 Desember 2024 yang menerangkan bahwa Balai Seni Negara Malaysia, melalui Lembaga Pembangunan Seni Visual Negara, memutuskan untuk membeli karya Rumah Ada Seni yang kini sedang dipamerkan di Balai Seni Negara Malaysia, dalam pameran Indonesia – Malaysia – Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dan kemudian seluruh urusan administrasi selesai pada 15 Januari 2025.

Aser juga menjelaskan, “Karya RAS yang diakuisisi (dibeli/dikoleksi) oleh pihak Galeri Nasional Malaysia dalam pameran IMT-GT ini memang menjadi kabar yang mengejutkan sekaligus membahagiakan bagi saya dan kawan-kawan di komunitas Rumah Ada Seni. Pasalnya, RAS menampilkan karya instalasi yang terbilang jarang dibeli atau dikoleksi.”




“Sebagai salah satu komunitas seni rupa di Sumatra Barat, kami merasa ini menjadi dorongan dan menambah kepercayaan diri bagi RAS ke depan untuk terus berkarya dan berupaya menghadirkan karya-karya terbaik dari Rumah Ada Seni,” tutur Arif Rahman, anggota RAS yang juga terlibat dalam karya “Garobak Galeri”.

Ivan Harley, salah seorang kolaborator lain dalam karya ini, yang merupakan aktorKomunitas Seni Nan Tumpah, menyebutkan bahwa pengalaman terlibat dalam karya seni rupa adalah pengalaman pertama bagi saya. Terlebih lagi dalam karya ini saya melakukan pertunjukan tunggal, yang biasanya di Komunitas Seni Nan Tumpah saya bermain secara kelompok. Pengalaman terlibat bersama karya RAS ini membuka wawasan saya tentang ketubuhan dan wacana seni secara luas. Saya berharap semoga kerja kolaborasi ini dapat berlanjut dalam kesempatan lain. Saya banyak belajar.”




“Keinginan pihak Balai Seni Negara Malaysia untuk mengakuisisi karya RAS sebagai salah satu delegasi ini, secara garis besar, bersumber dari narasi atau gagasan yang mengacu pada kebudayaan Minangkabau. Narasi tersebut diwujudkan dalam bentuk karya yang dirancang melalui kerja lintas disiplin seni. Bahkan, tema "Rantau" yang diurai dalam karya Garobak Galeri diinterpretasi ulang oleh masing-masing seniman yang terlibat sesuai kecenderungan masing-masing, mulai dari seni lukis, video art, sound art, mixed media, keramik, hingga performance art,” tutup Aser.




Bayu Genia Khrisbie, Kurator Tamu Pameran IMT-GT 2024 yang juga merupakan kurator Galeri Nasional, turut berkomentar terkait diakuisisinya karya RAS ini. “Saya tentu turut senang dan bangga mendengar kabar karya kolektif RAS diakuisisi oleh Balai Seni Negara. Ini menunjukkan apresiasi dan “validasi” atas praktik artistik teman-teman RAS yang progresif, performatif, berbasis proses, dan jauh dari sifat-sifat seni yang elitis. Bagaimanapun, akuisisi oleh museum, apalagi museum representasi negara, tentu melalui pertimbangan yang matang. Akusisi ini juga semacam pengakuan atas gagasan dan eksekusi kreatif teman-teman RAS. Semoga praktik seperti ini terus berlanjut dan semakin dapat membuat seni tidak berjarak dengan keseharian masyarakat yang lebih luas,” ujar Bayu.

Pameran ini masih berlangsung di Balai Seni Negara (National Art Gallery Malaysia) hingga 28 Februari 2025.

Garobak Galeri


Sebelumnya, “Garobak Galeri” karya Rumah Ada Seni, telah dipamerkan dalam helatan Indonesia – Malaysia – Thailand Growth Triangle (IMT-GT) 2024.Acara yang digelar Balai Seni Negara, Kuala Lumpur ini berlangsung dari 4 Juli 2024 hingga 1 Desember 2024 dengan mengusung tema “Rantau”. Pameran “Rantau: IMT-GT” adalah ungkapan artistik seniman visual Indonesia, Malaysia, dan Thailand yang dibentuk pada tahun 1993 oleh Presiden Soeharto, Perdana Menteri Tun Dr. Mahathir Mohamad, dan Perdana Menteri Chuan Leekpai.

Pameran ini mencerminkan pemikiran dan perasaan tentang alam, hubungan keluarga, perjuangan hidup, kisah masa lalu, dan kelangsungan hidup. 




Konsep “Rantau”, atau migrasi, dieksplorasi sebagai aspek fundamental dari keberadaan manusia, yang mencerminkan adaptabilitas dan kelangsungan hidup kita di berbagai kondisi. Manusia bermigrasi tidak hanya untuk peningkatan pribadi, tapi juga untuk memperkaya dinamika sosial, ekonomi, dan budaya di tujuan mereka. 

Melalui karya yang disajikan dalam “Garobak Galeri”, para seniman RAS menggambarkan proses merantau sebagai bagian penting dari perjalanan hidup masyarakat Minangkabau. Setiap elemen dalam karya ini menceritakan kisah yang berbeda tentang pengalaman dan refleksi perantauan. 

“Garobak Galeri” tidak hanya menjadi sebuah medium untuk menampilkan karya-karya seni, tetapi juga wadah kolaboratif yang melibatkan sepuluh seniman dari berbagai latar belakang. Para seniman tersebut adalah Yusuf Fadly Aser, Erlangga, Pedri Wandi Putra Tiara, Rizky Dwi Eka Putra, Sandi Prayogi, Arif Rahman, Teguh Eko Saputra, Taufik Hidayat, Angga Deja Kurnia, dan Ivan Harley. []

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update