Padang, pasbana – Pakar Lingkungan Hidup sekaligus Akademisi Universitas Negeri Padang, Indang Dewata menekankan pentingnya menjaga kebersihan Kota Padang sebagai bagian dari identitas kota yang religius dan berdaya tarik wisata.
Menurutnya, landasan utama Kota Padang sebagai kota yang agamais merupakan penerapan konsep kebersihan adalah sebagian dari iman.
“Kita yang beragama harus menjadikan Kota Padang bersih. Kota ini dikenal sebagai kota pariwisata dengan keindahan geografis dan budaya yang luar biasa. Kedua hal ini menjadi dasar bagi Kota Padang untuk tetap bersih dan indah,” ujar Indang saat diwawancara, Kamis, (6/2/2025).
Indang menjelaskan, kebersihan kota tidak hanya mencerminkan keimanan warganya, tetapi juga menjadi faktor penentu daya tarik wisata.
“Jika kota ini tidak bersih, maka iman kita sebagai kota religius tidak terukur. Selain itu, wisatawan pun enggan berkunjung, yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan harus didukung sebagai dasar pengembangan pariwisata,” terang Indang.
Dijelaskannya, Kota Padang memproduksi sekitar 640 ton sampah setiap harinya, tetapi pemerintah hanya mampu mengelola sekitar 60 persen yang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sisanya, sebanyak 40 persen, masih berserakan di sungai, selokan, pasar, atau lingkungan masyarakat.
“Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah menjadi kunci penting. Tanpa kesadaran penuh dari masyarakat, kota akan menjadi kotor dan kumuh. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran melalui edukasi sedini mungkin, mulai dari lingkungan sekolah, masjid, dan pasar,” jelasnya.
Di sisi lain, Indang mengusulkan pendekatan berbasis ekonomi dan pendidikan dalam penanganan masalah sampah. Salah satunya dengan menggencarkan program bank sampah, yang mendorong masyarakat memilah dan mendaur ulang sampah sehingga memiliki nilai ekonomis. Selain itu, pemerintah perlu memberikan dukungan berupa kebijakan yang mempermudah pengelolaan sampah oleh masyarakat.
“Jika sampah tidak dikelola dengan baik, lima hingga sepuluh tahun mendatang, sampah akan menjadi ancaman serius bagi warga Kota Padang. Kesadaran harus dimulai dari pendidikan dengan memasukkan pengelolaan sampah ke dalam kurikulum sekolah,” kata Indang yang juga merupakan salah satu penerima pin emas saat Hari Jadi Kota (HJK) Padang tahun lalu.
Ia juga menilai program Padang Bagoro, menjadi salah satu langkah positif dalam mengajarkan tanggung jawab terhadap sampah.
"Sampah adalah tanggung jawab setiap individu. Selain edukasi, sosialisasi, penegakan hukum, dan pengawasan internal juga perlu diperkuat agar pengelolaan sampah lebih efektif. Prinsipnya sederhana, sampah yang kita hasilkan, kita yang bertanggung jawab. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, kebersihan Kota Padang sebagai kota religius dan wisata dapat terwujud,” tutupnya. (rel/bd)