Padang, pasbana - Di balik gemuruh ombak dan gempa yang kerap melanda Kota Padang, ada sosok yang tak pernah absen ketika bencana datang. Benny Abeng Law, atau yang akrab disapa Pak Kobeng, telah menjadi pahlawan tanpa tanda jasa bagi masyarakat Kecamatan Padang Selatan sejak tahun 2010. Pria berusia 62 tahun ini adalah bukti nyata bahwa kepedulian dan pengorbanan tak mengenal usia.
Baru-baru ini, dedikasinya yang luar biasa diakui oleh Pemerintah Kota Padang. Pada peringatan Hari Ulang Tahun Kota Padang tahun 2024, Pak Kobeng dianugerahi Pin Emas sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam aksi kemanusiaan. Namun, bagi Pak Kobeng, penghargaan bukanlah tujuan. "Saya tidak butuh penghargaan, yang penting orang yang saya bantu bisa selamat dan kembali bangkit," ujarnya dengan ketulusan yang menyentuh hati.
Relawan Tanpa Pamrih, Siaga 24 Jam
Sebagai relawan bencana, Pak Kobeng tak mengenal kata lelah. Siang atau malam, hujan atau panas, ia selalu siap berangkat ketika ada kabar bencana. "Begitu dengar ada bencana, jiwa ini langsung terpanggil. Tidak peduli tengah malam atau harus mendaki bukit, saya akan turun ke lapangan," tuturnya dengan semangat yang menggebu.
Tak jarang, ia harus tidur di lokasi bencana dengan fasilitas seadanya. Minuman favoritnya? Kopi pahit tanpa gula. "Asalkan ada kopi, saya bisa bertahan," katanya sambil tersenyum. Kopi menjadi teman setianya dalam menjalani tugas-tugas berat sebagai relawan.
Sosok Langka yang Menginspirasi
Eka Saputra, Kasi Trantib & Penanggulangan Bencana Kecamatan Padang Selatan, tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap Pak Kobeng. "Beliau ini orang yang sangat langka. Tidak hanya datang membantu, tapi benar-benar mengorbankan waktu, tenaga, dan kenyamanannya demi orang lain. Saat banyak orang menunggu bantuan datang, beliau justru yang pertama tiba di lokasi bencana," ungkap Eka dalam sebuah podcast.
Eka juga berharap semangat Pak Kobeng bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat luas. "Kita butuh lebih banyak orang seperti Pak Kobeng, yang bergerak tanpa pamrih. Mudah-mudahan kisah beliau bisa menginspirasi banyak orang untuk lebih peduli dan terlibat dalam aksi kemanusiaan," tuturnya.
Pesan untuk Generasi Muda
Dalam sesi tanya jawab, Eka Pertiwi Sari, host podcast, menggali lebih dalam motivasi Pak Kobeng yang tetap aktif di usia yang tak lagi muda. Dengan nada penuh ketulusan, Pak Kobeng menyampaikan pesan kepada masyarakat, khususnya generasi muda. "Jangan hanya menonton bencana dari layar HP, turunlah ke lapangan, bantu sebisa mungkin. Satu tangan kita bisa menyelamatkan nyawa orang lain," pesannya penuh harap.
Pak Kobeng adalah bukti nyata bahwa kepedulian tidak mengenal usia, dan keberanian untuk menolong adalah anugerah yang tak ternilai. Semoga kisahnya dapat menyalakan semangat kemanusiaan bagi kita semua.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kota Padang termasuk daerah rawan bencana, terutama gempa bumi dan tsunami. Sejak tahun 2009, setelah gempa besar melanda Padang, kesadaran masyarakat akan pentingnya relawan bencana semakin meningkat. Namun, jumlah relawan yang konsisten dan berdedikasi tinggi seperti Pak Kobeng masih terbilang langka.
Selain itu, berdasarkan laporan dari Pusat Studi Bencana Universitas Andalas, peran relawan lokal seperti Pak Kobeng sangat krusial dalam penanganan bencana di tingkat komunitas. Mereka tidak hanya membantu evakuasi, tetapi juga memberikan dukungan psikologis kepada korban bencana.
Kisah Pak Kobeng mengajarkan kita bahwa kebaikan dan pengorbanan tidak pernah sia-sia. Di tengah dunia yang semakin individualistis, sosok seperti Pak Kobeng adalah penyejuk hati yang mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas dan kepedulian sosial. Semoga kisahnya bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk turun tangan dan membantu sesama, karena satu tindakan kecil bisa berarti besar bagi orang lain. Makin tahu Indonesia . (*/)