Pasbana - Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa bangunan-bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda di Indonesia masih berdiri kokoh meski usianya sudah ratusan tahun? Dari stasiun kereta api hingga gedung perkantoran, banyak di antaranya masih difungsikan seperti sedia kala. Ternyata, ada rahasia di balik kekokohan bangunan-bangunan tersebut. Yuk, simak ulasannya!
1. Desain yang Menyesuaikan Kondisi Alam
Bangunan peninggalan Belanda tidak asal dibangun. Para arsitek Belanda tempo dulu dikenal sangat teliti dalam merancang desain. Mereka mempelajari kondisi wilayah, mulai dari jenis tanah hingga lingkungan sekitar. Misalnya, di daerah yang rawan gempa, mereka merancang struktur bangunan yang lebih fleksibel. Sedangkan di daerah dengan tanah labil, pondasi dibuat lebih dalam dan kuat.
Menurut ahli sejarah arsitektur, Prof. Josef Prijotomo, desain bangunan kolonial Belanda memang dirancang untuk bertahan lama karena memperhitungkan faktor alam dan lingkungan. Ini berbeda dengan banyak bangunan modern yang seringkali lebih mengutamakan kecepatan pembangunan.
2. Ketelitian dalam Proses Pembangunan
Tidak hanya desainnya yang matang, proses pembangunannya pun dilakukan dengan sangat teliti. Setiap bagian bangunan, mulai dari pondasi hingga atap, dibangun sesuai dengan rancangan yang telah dihitung secara detail. Pondasi, misalnya, dipastikan presisi dan tidak ada yang melenceng. Hal ini membuat bangunan bisa bertahan puluhan bahkan ratusan tahun.
Sebagai contoh, Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta yang dibangun pada tahun 1887 masih berdiri kokoh hingga kini. Padahal, stasiun ini telah mengalami berbagai bencana alam, termasuk gempa bumi.
3. Semen Racikan Khusus yang Tak Ada Duanya
Salah satu rahasia kekokohan bangunan Belanda adalah penggunaan semen racikan khusus. Berbeda dengan semen modern yang kita kenal sekarang, semen zaman Belanda terbuat dari campuran semen merah, batu gamping, dan serbuk batu bata merah. Campuran ini menghasilkan perekat yang sangat kuat, membuat bangunan tahan terhadap cuaca dan waktu.
Bahkan, menurut penelitian yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya, semen racikan ini memiliki daya rekat yang lebih baik dibandingkan semen biasa. Tidak heran jika bangunan seperti Museum Kereta Api Sawahlunto dan Benteng Van der Capellen masih terawat dengan baik.
4. Batu Berkualitas Tinggi yang Dipilih dengan Seleksi Ketat
Tidak hanya semen, batu yang digunakan pun dipilih dengan sangat selektif. Para arsitek Belanda memastikan batu yang digunakan bersih dari kotoran dan serpihan. Mereka bahkan membersihkannya secara manual sebelum digunakan. Hal ini dilakukan agar batu bisa merekat dengan sempurna dan tidak mengurangi kekuatan struktur bangunan.
Contohnya bisa dilihat pada Jam Gadang di Bukittinggi. Menara ikonik ini dibangun dengan batu-batu pilihan yang hingga kini masih terlihat kokoh dan presisi.
5. Etos Kerja yang Disiplin dan Jujur
Kekokohan bangunan Belanda juga tidak lepas dari etos kerja para pekerjanya. Pihak Belanda sangat menekankan kedisiplinan dan kejujuran dalam setiap tahap pembangunan. Mereka tidak main-main dengan anggaran dan memastikan setiap material digunakan sesuai takaran yang telah ditetapkan.
Menurut catatan sejarah, para pekerja bangunan zaman Belanda diawasi secara ketat oleh insinyur-insinyur berpengalaman. Jika ada yang melanggar aturan, sanksinya pun sangat tegas. Hal ini membuat proses pembangunan berjalan dengan presisi dan hasilnya pun maksimal.
Bangunan Peninggalan Belanda yang Masih Berdiri Kokoh
Berikut beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih kokoh dan berfungsi hingga kini:
- Museum Tambang Batu Bara Ombilin: Bukti kejayaan industri tambang di Sawahlunto.
- Museum Goedang Ransoem: Dulu digunakan sebagai dapur umum untuk pekerja tambang.
- Benteng Van der Capellen: Benteng pertahanan di Batusangkar, Sumatera Barat.
- Benteng Fort de Kock: Benteng yang menjadi saksi sejarah perjuangan rakyat Indonesia.
- Jam Gadang: Ikon Bukittinggi yang masih menjadi pusat perhatian wisatawan.
- Museum Kereta Api Sawahlunto: Menyimpan sejarah transportasi kereta api di Indonesia.
Bangunan peninggalan Belanda bukan sekadar saksi bisu sejarah, tetapi juga bukti nyata dari ketelitian, kecerdasan, dan etos kerja yang tinggi. Dari desain yang matang, material berkualitas, hingga proses pembangunan yang disiplin, semua faktor ini membuat bangunan-bangunan tersebut tetap kokoh meski zaman telah berganti.
Jadi, lain kali Anda melewati bangunan tua peninggalan Belanda, ingatlah bahwa di balik kokohnya bangunan tersebut, ada cerita panjang tentang dedikasi dan keahlian yang patut kita apresiasi. Makin tahu Indonesia. (*)