Notification

×

Iklan

Iklan

Proses Kreatif Sutradara: Menguliti Naskah Lakon Menjadi Pertunjukan Teater yang Memukau

22 Februari 2025 | 20:32 WIB Last Updated 2025-02-22T13:32:20Z



Padang Panjang, pasbana– Komunitas Seni Kuflet kembali menggelar diskusi bulanan bertajuk “Proses Awal Kerja Sutradara” pada Sabtu (22/2/2025) di Sekretariat Komunitas Seni Kuflet, Padang Panjang. Acara ini menghadirkan Dr. Sulaiman Juned, M.Sn, pendiri dan penasihat Kuflet, sebagai pemateri, dengan moderator Siti Nuratikah. Diskusi ini bertujuan untuk membedah proses kreatif seorang sutradara dalam mengubah teks lakon menjadi pertunjukan teater yang hidup dan bermakna.

Dr. Sulaiman Juned, yang juga merupakan dosen Jurusan Seni Teater dan Pascasarjana ISI Padangpanjang, menekankan bahwa seorang sutradara memegang peran kunci dalam menghidupkan naskah lakon.

 “Sutradara tidak hanya membaca dialog, tetapi juga harus memahami berbagai bentuk dan jenis naskah lakon. Mereka harus mampu menganalisis struktur dan tekstur alur cerita, mempelajari karakter tokoh, dan memahami latar belakang naskah,” ujarnya.  




Menurutnya, proses kreatif ini melibatkan kolaborasi dengan dramaturg, sosok yang membantu sutradara menggali makna dan konsep naskah. “Jika sutradara bekerja tanpa dramaturg, maka mereka harus berperan ganda sebagai dramaturg sekaligus. Namun, kolaborasi dengan dramaturg akan memperkaya konseptualisasi dan memunculkan sudut pandang yang berbeda,” tambah Sulaiman.

Sulaiman menjelaskan, sebelum memberikan naskah kepada aktor, sutradara harus sudah memiliki pemahaman mendalam tentang naskah tersebut. “Sutradara harus memiliki ‘frame’ di kepalanya tentang gambaran keseluruhan pertunjukan, termasuk kemungkinan perubahan pada naskah, plot, tema, dan dialog,” paparnya.  

Proses ini juga melibatkan penelitian mendalam, seperti membaca latar belakang naskah, mempelajari biografi pengarang, dan memahami psikologi pengarang. “Hal ini penting untuk mengelaborasi pesan yang ingin disampaikan melalui pertunjukan,” ucap sastrawan nasional tersebut.

Ketua Komunitas Seni Kuflet, Akbar, menyatakan bahwa seluruh anggota Kuflet diharapkan mampu menguasai berbagai peran dalam teater, termasuk sutradara, dramatug, aktor, dan penata artistik. “Meskipun latar belakang akademik mereka bukan teater, hal ini justru dapat memperluas wawasan dan menjadikan mereka seniman teater yang lebih komprehensif,” ujarnya.  




Peserta diskusi, Rezi Ilfi Rahmi, menambahkan bahwa proses awal kerja sutradara dimulai dari pembacaan naskah lakon. “Sutradara harus memperhatikan latar belakang naskah dan proyeksi artistik. Ini adalah kerja kreatif yang membutuhkan kedalaman pemahaman,” ujar perupa wanita yang aktif di Kuflet tersebut.

Diskusi ini tidak hanya memberikan wawasan teoretis, tetapi juga praktis. Peserta diajak untuk memahami bagaimana seorang sutradara dapat mengubah dialog, menambah, atau mengurangi bagian tertentu dalam naskah untuk memperkuat adegan. “Proses kreatif ini akan menemukan sudut pandang yang berbeda dan membangun konsep yang kuat,” ujar Sulaiman.  

Dengan menghadirkan narasumber yang kompeten dan berpengalaman, diskusi ini menjadi wadah bagi anggota Kuflet dan masyarakat umum untuk menggali lebih dalam tentang dunia teater. “Kami berharap acara seperti ini dapat terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas seni teater di Indonesia,” tutup Akbar.

Diskusi “Proses Awal Kerja Sutradara” oleh Komunitas Seni Kuflet telah membuka wawasan baru tentang betapa kompleks dan mendalamnya peran seorang sutradara dalam mentransformasikan naskah lakon menjadi pertunjukan teater yang memukau. Dengan kolaborasi dan penelitian yang matang, sutradara tidak hanya menghidupkan cerita, tetapi juga menyampaikan pesan yang bermakna kepada penonton. (*/Rani)  

IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update