Notification

×

Iklan

Iklan

Prosesi Maanta Syarat ka Guru: Melestarikan Tradisi Silat Harimau

03 Februari 2025 | 06:55 WIB Last Updated 2025-02-03T11:32:53Z


Tanah Datar, pasbana  – Pada Minggu (2/2/2025), masyarakat Nagari Gurun, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, menggelar prosesi adat Maanta Syarat ka Guru (Mengantar Syarat kepada Guru) bagi anak-anak yang akan memulai pembelajaran silat Harimau di Medan Bapaneh Mahakarya Kapalo Koto Jorong Gurun. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Bupati Tanah Datar Eka Putra, pimpinan FDB Institut Febby Dt. Bangso, Guru Gadang Silat Harimau Edwel Yusri Dt. Gampo Alam, Camat Sungai Tarab beserta jajaran forkopimca, anggota DPRD Dharmasraya, orang tua murid, serta undangan lainnya.

Prosesi Maanta Syarat ka Guru  merupakan tradisi turun-temurun dalam masyarakat Minangkabau, khususnya bagi anak-anak yang akan mempelajari silat. Tradisi ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral dan tanggung jawab sosial, terutama peran seorang mamak (paman) dalam memastikan pendidikan adat dan budaya bagi kemenakannya.

Dalam sambutannya, Bupati Eka Putra menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada FDB Institut dan seluruh pihak yang terlibat dalam menjaga kelestarian tradisi ini. "Saya mewakili seluruh masyarakat Tanah Datar menyampaikan apresiasi dan terima kasih karena tradisi Maanta Syarat ka Guru  bagi anak-anak yang akan belajar silat di sini masih tetap dijalankan. Ini membuktikan bahwa Pak Datuak Febby sangat mencintai budaya kita," ujar Bupati Eka Putra.




Bupati juga menekankan bahwa kegiatan seperti ini sejalan dengan program Satu Nagari Satu Event yang bertujuan melestarikan adat dan budaya masyarakat. Selain itu, ia melihat potensi besar dalam mengembangkan tradisi silat Harimau sebagai objek wisata budaya. "Medan Bapaneh Mahakarya Kapalo Koto bisa menjadi salah satu paket wisata. Wisatawan bisa menyaksikan permainan silat Harimau sekaligus menikmati makan bajamba. Ini akan mendukung ekonomi masyarakat sekitar melalui UMKM," tambahnya.

Febby Dt. Bangso, pimpinan FDB Institut, menjelaskan bahwa kegiatan silat Harimau sangat diminati oleh anak-anak, terutama yang masih dalam usia sekolah. "Alhamdulillah, kegiatan silat dan kesenian seperti ini sangat diminati anak-anak. Artinya, mereka butuh panggung dan tempat untuk menyalurkan bakat. Kami di sini mencoba memfasilitasi dengan mengajarkan silat, *alua pasambahan*, dan kesenian tradisional lainnya," ujar Febby.




Febby juga menegaskan pentingnya peran mamak dalam tradisi ini. Menurutnya, meskipun tidak semua syarat harus disediakan oleh mamak, kehadiran mereka dalam mengantar anak-anak belajar silat adalah bentuk tanggung jawab moral. "Ini adalah pesan moral yang ingin kami sampaikan. Tradisi ini harus kita tiru karena mengandung nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh orang tua kita dulu," jelasnya.

Selain itu, Febby menyoroti manfaat positif dari kegiatan silat bagi perkembangan anak-anak. "Dalam satu hari, anak-anak berlatih selama 3-4 jam tanpa memegang handphone. Dalam seminggu, mereka berlatih tiga hari, sehingga total waktu yang teralihkan dari gawai mencapai 10-12 jam. Ini sangat baik untuk perkembangan mental dan fisik mereka," pungkasnya.

Acara ini tidak hanya menjadi wadah pelestarian budaya, tetapi juga memperkuat identitas masyarakat Minangkabau sebagai Luhak nan Tuo (daerah tertua) di Sumatera Barat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, tradisi seperti Maanta Syarat ka Guru  diharapkan dapat terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya mereka.(rel/bd)


IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update