Pasbana – Ratusan siswa SMAN 1 Menpawah di Kalimantam Barat terancam tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) akibat kelalaian pihak sekolah dalam proses administrasi. Hal ini menjadi sorotan serius bagi berbagai pihak, termasuk Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Sumatera Barat.
Bidang Perkaderan PW IPM Sumatera Barat, Arief Ramadhan Muryenas, mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian ini. Menurutnya, hak para siswa untuk mengikuti SNBP harusnya menjadi prioritas utama, mengingat seleksi ini merupakan kesempatan penting bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
"Sebelumnya, kita sangat menghargai dan mengapresiasi partisipasi para guru di sekolah yang selama ini membantu proses SNBP, mulai dari penginputan data siswa hingga tahap akhir. Namun, saat ini kita mendapatkan kabar yang sangat tidak mengenakkan. Hak para siswa hilang akibat sebuah kelalaian," ujar Arief.
Ia menegaskan bahwa meskipun tidak ada pihak yang menginginkan hal ini terjadi, sekolah seharusnya lebih teliti dan bertanggung jawab dalam memastikan seluruh siswa dapat mengikuti SNBP tanpa hambatan administratif. Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran berharga agar tidak terulang di masa mendatang.
Arief juga menyoroti pentingnya SNBP bagi masa depan siswa. Menurutnya, seleksi ini bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan ajang kompetisi yang menentukan langkah mereka menuju perguruan tinggi impian. Setiap siswa telah berusaha keras memperoleh nilai terbaik selama masa sekolah, dan kelalaian administrasi seharusnya tidak menjadi penghalang bagi mereka.
"Saya yakin para guru di sekolah juga tidak menginginkan hal seperti ini terjadi, tapi kita sangat berharap kepada semua pihak sekolah yang bersangkutan agar lebih memperhatikan keperluan siswa dan menjadikan peristiwa ini sebagai i'tibar ke depannya untuk lebih bertanggung jawab terhadap hak-hak para siswa. Kalau kita perhatikan, apalagi di zaman sekarang, SNBP ini menjadi sebuah wadah kompetisi bagi para siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang mereka impikan. Mereka sudah menyiapkan nilai terbaik mereka sedari awal. Jangan sampai hak mereka hilang dan masa depan mereka terkubur karena kelalaian," tegasnya.
PW IPM Sumatera Barat berharap agar pihak sekolah yang bersangkutan segera mengambil langkah cepat untuk mencari solusi bagi siswa yang terdampak. Selain itu, pengawasan terhadap proses administrasi SNBP di masa mendatang perlu diperketat agar kejadian serupa tidak terulang.
Arief berharap kejadian ini tidak terjadi di Sumatera Barat, terutama di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Menurutnya, sekolah Muhammadiyah harus menjadi contoh dalam menjamin hak-hak siswa, terutama dalam urusan penting seperti seleksi masuk perguruan tinggi. ( ranti )