Padang Panjang, pasbana – Akademi Keperawatan (Akper) Nabila Padang Panjang menggelar kegiatan edukasi dan pemeriksaan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos, Padang Panjang. Kegiatan ini meliputi cek tekanan darah, senam pagi, serta edukasi tentang penerapan terapi musik dalam manajemen kecemasan pada penderita penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit degeneratif lainnya. Acara yang dihadiri oleh sekitar 40 peserta ini merupakan bagian dari program mingguan Puskesmas Kebun Sikolos.
Kegiatan ini melibatkan kolaborasi antara Puskesmas Kebun Sikolos dan beberapa mahasiswi Akper Nabila, termasuk Aisyah, Alivia, Annisa, Anggi, dan Arina. Ns. Febria Syafyu Sari, M. Kep, selaku dosen pembimbing, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pemenuhan capaian kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah promosi kesehatan melalui pengabdian masyarakat.
“Pengabdian masyarakat ini mengusung tema ‘Penerapan Terapi Musik dalam Manajemen Kecemasan pada Pasien Diabetes Melitus dan Penyakit Kronis Lainnya’. Tujuannya adalah agar masyarakat memahami cara menurunkan kecemasan pada penderita penyakit kronis. Terapi musik telah terbukti bermanfaat tidak hanya untuk kesehatan mental, seperti mengurangi kecemasan dan stres, tetapi juga untuk kesehatan fisik, seperti menormalkan kadar kolesterol, mengelola nyeri, menstabilkan tekanan darah, mencegah risiko penyakit jantung, serta meningkatkan kualitas tidur, terutama pada lansia,” ujar Febria.
Febria menambahkan bahwa terapi musik merupakan pendekatan non-farmakologis yang semakin populer dalam dunia kesehatan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memengaruhi sistem saraf pusat, membantu menyeimbangkan hormon, dan meningkatkan kesejahteraan psikologis. “Ini adalah metode yang mudah diakses, murah, dan efektif untuk mendukung kesehatan holistik,” katanya.
Kepala Puskesmas Kebun Sikolos, Ibu Rita Sukrina, S.Tr.Keb, menyambut baik kolaborasi ini. “Kami sangat mengapresiasi inisiatif Akper Nabila dalam mendukung program kesehatan masyarakat. Edukasi seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara-cara alternatif dalam mengelola penyakit kronis,” ujarnya. Sementara itu, dr. Yenni Asril, penanggung jawab Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas Kebun Sikolos, menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam penanganan penyakit kronis. “Terapi musik bisa menjadi pelengkap yang baik selain pengobatan medis konvensional,” katanya.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari peserta. Salah seorang peserta, Ibu Sari (52), mengaku merasa lebih rileks setelah mengikuti sesi terapi musik. “Saya penderita hipertensi, dan selama ini sering merasa cemas. Setelah mendengarkan musik yang diputar, saya merasa lebih tenang dan lega,” ujarnya.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian global. Pendekatan non-farmakologis seperti terapi musik dinilai dapat menjadi solusi tambahan untuk mengurangi beban penyakit ini. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Advanced Nursing (2022) menyebutkan bahwa terapi musik efektif mengurangi tingkat kecemasan hingga 30% pada pasien penyakit kronis.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk memperluas penerapan terapi musik dalam manajemen kesehatan di masyarakat. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi bisa diadopsi oleh puskesmas dan institusi kesehatan lainnya,” tutup Febria.
Dengan demikian, inisiatif Akper Nabila dan Puskesmas Kebun Sikolos ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi peserta, tetapi juga membuka jalan bagi integrasi terapi musik dalam sistem kesehatan masyarakat secara lebih luas.(vivi)