Notification

×

Iklan

Iklan

Al-Qur’an dan Bahaya Melupakannya: Ketika Hidup Tanpa Petunjuk Menjadi Labirin Kegelapan

23 Maret 2025 | 18:22 WIB Last Updated 2025-03-23T11:22:10Z



Pasbana - Al-Qur’an bukan sekadar kitab suci. Ia adalah petunjuk hidup, penawar kegelisahan, dan peta jalan menuju kebahagiaan sejati. Tapi, apa jadinya jika kita memilih untuk melupakannya? 

Jawabannya sederhana: hidup akan berubah menjadi labirin kegelapan, penuh kesesatan, dan kesempitan. Bayangkan seperti tersesat di hutan belantara tanpa kompas. Itulah gambaran hidup tanpa Al-Qur’an.

Kesesatan yang Nyata: Jalan Tanpa Cahaya

Al-Qur’an adalah cahaya yang menerangi jalan hidup manusia. Tanpanya, kita seperti berjalan di malam gulita, tersandung batu kesyirikan, keraguan, dan penyakit hati seperti dengki, sombong, dan riya’

Allah SWT berfirman, “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri...” (QS. Ali Imran, 3: 164). 

Tanpa Al-Qur’an, manusia akan terjerumus dalam _dhalalun mubin_ (kesesatan yang nyata). Hidup tanpa petunjuk ibarat mengemudi tanpa GPS—akhirnya nyasar ke tempat yang tak diinginkan.

Dada yang Sempit: Ketika Hati Tak Lagi Lapang

Pernah merasa sesak napas saat stres melanda? Itu hanya gambaran kecil dari _dhayyiqun harajun_ (sempitnya dada). Orang yang menjauhi Al-Qur’an akan merasakan kesempitan hati, sulit menerima kebenaran, dan selalu gelisah. 

Allah SWT menggambarkannya seperti mendaki langit—sebuah upaya mustahil yang hanya berujung pada kelelahan dan keputusasaan. Hidup tanpa Al-Qur’an seperti memakai baju yang terlalu ketat: tak nyaman dan menyiksa.

Hidup Serba Sulit: Kehidupan yang Tak Pernah Cukup

Allah SWT berfirman, “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit...” (QS. Thaha, 20: 124). Hidup tanpa Al-Qur’an adalah hidup yang selalu merasa kekurangan, meski harta berlimpah. 

Orang seperti ini akan terus dibayangi kecemasan, khawatir kehilangan apa yang dimiliki. Hidupnya seperti berlari di treadmill: capek, tapi tak pernah sampai ke mana-mana.

Buta Mata Hati: Ketika Kebenaran Tak Lagi Terlihat

Mata bisa melihat, tapi hati bisa buta. _‘Umyul bashirah_ (butanya mata hati) adalah kondisi di mana seseorang tak lagi mampu melihat kebenaran. Mereka seperti berjalan di siang bolong tapi tetap tersesat. 

Allah SWT mengingatkan, “Bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj, 22: 46). Hidup tanpa Al-Qur’an seperti memakai kacamata hitam di ruangan gelap—semuanya jadi semakin tak terlihat.

Hati yang Keras: Batu yang Tak Bisa Dilembutkan

Hati yang jauh dari Al-Qur’an akan mengeras seperti batu. Tak ada lagi kelembutan, ketenangan, atau ketundukan. Allah SWT memperingatkan, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah...” (QS. Al-Hadid, 57: 16). Hati yang keras ibarat tanah gersang—tak ada yang bisa tumbuh di sana, kecuali kekeringan dan kehampaan.

Kegelapan dan Kehinaan: Hidup Tanpa Martabat

Al-Qur’an adalah cahaya yang mengeluarkan manusia dari kegelapan. Tanpanya, hidup akan dipenuhi _dhulmun wa dzullun_ (kegelapan dan kehinaan). Allah SWT berfirman, “(Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan...” (QS. At-Thalaq, 65: 11). Hidup tanpa Al-Qur’an seperti berada di ruangan tanpa jendela—gelap, pengap, dan tak ada harapan.

Sahabat Setan: Teman yang Menyesatkan

Orang yang menjauhi Al-Qur’an akan menemukan teman baru: setan. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syaitan...” (QS. Az-Zukhruf, 43: 36). Setan akan menjadi teman setia yang selalu membisikkan hal-hal buruk, menjadikan keburukan terlihat indah. Hidup tanpa Al-Qur’an seperti berjalan di tepi jurang dengan mata tertutup—sangat berbahaya.

Lupa Diri: Kehilangan Identitas

Orang yang melupakan Al-Qur’an akan lupa pada dirinya sendiri. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.” (QS. Al-Hasyr, 59: 19). Mereka seperti robot yang kehilangan program—tak tahu tujuan hidup, hanya sibuk dengan urusan duniawi.

Kefasikan dan Kemunafikan: Jalan Menuju Kehancuran

Melupakan Al-Qur’an akan membawa pada _al-fusuqu_ (kefasikan) dan _an-nifak_ (kemunafikan). Allah SWT memperingatkan, “Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.” (QS. At-Taubah, 9: 67). Hidup tanpa Al-Qur’an seperti bermain api—lambat laun akan membakar diri sendiri.


Kembali ke Cahaya

Hidup tanpa Al-Qur’an adalah hidup yang penuh kesengsaraan, baik di dunia maupun akhirat. Tapi, selalu ada jalan untuk kembali. Al-Qur’an menunggu kita dengan segala petunjuk dan cahayanya. Mari jadikan Al-Qur’an sebagai sahabat sejati, pedoman hidup, dan sumber kebahagiaan. Karena, hidup tanpa Al-Qur’an ibarat berlayar tanpa kompas—akhirnya hanya akan tersesat di lautan kegelapan.

Jadi, masih mau jauh dari Al-Qur’an?

23 Ramadhan 1446 H.
Sanitsaka


IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update