Pasbana - Dalam dunia investasi, tidak semua perusahaan selalu berada di puncak kesuksesan. Ada kalanya mereka mengalami masa sulit, bahkan terpuruk.
Namun, bagi investor yang jeli, kondisi ini justru bisa menjadi peluang emas. Bagaimana cara mendeteksi perusahaan yang berpotensi untuk bangkit kembali (turnaround)?
Perjalanan Bisnis: Naik Turun seperti Roller Coaster
Perjalanan bisnis ibarat roller coaster: ada masa naik, ada juga masa turun. Bagi investor, kemampuan mendeteksi perusahaan yang berpotensi turnaround bisa menjadi kunci untuk meraih keuntungan besar.
Namun, tidak semua perusahaan yang sedang terpuruk bisa bangkit kembali. Probabilitas keberhasilan turnaround sangat bergantung pada akar masalahnya.
Jika masalahnya bersifat struktural—misalnya, industri yang suram atau perusahaan kehilangan daya saing (moat)—maka peluang untuk bangkit sangat kecil.
Namun, jika masalahnya hanya sementara, seperti dampak buruk ekonomi, perusahaan tersebut hanya menunggu waktu untuk pulih.
Tantangan dalam Mendeteksi Turnaround
Meski terdengar sederhana, mendeteksi perusahaan yang berpotensi turnaround tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Berdasarkan pengamatan, ada dua tantangan utama:
1. Waktu Turnaround yang Berbeda-beda: Ada perusahaan yang bisa pulih dalam hitungan bulan, ada juga yang membutuhkan tahunan.
2. Risiko Gagal Bangkit: Tidak semua perusahaan berhasil pulih. Ada yang terus terpuruk hingga akhirnya bangkrut.
Lalu, bagaimana cara mendeteksi perusahaan yang berpotensi turnaround? Mari kita fokus pada indikator keuangan yang bisa menjadi petunjuk.
Indikator Keuangan yang Menunjukkan Potensi Turnaround
Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang terlihat dari laporan keuangan perusahaan yang sedang dalam proses turnaround:
1. Biaya Operasional Mulai Terkendali: Perusahaan berhasil melakukan efisiensi.
2. Operating Cash Flow Membaik: Arus kas operasional menunjukkan tren positif.
3. Kerugian Menurun atau Mulai Laba: Perusahaan mulai mencetak laba setelah sebelumnya merugi.
4. Pendapatan Stabil dan Meningkat: Penjualan menunjukkan tren naik.
5. Utang Mengecil: Beban utang perusahaan berkurang.
6. Profitabilitas Meningkat: Margin laba operasional atau laba bersih meningkat.
Kisah Sukses Turnaround
1. $ADES: Efisiensi yang Membuahkan Hasil
Sebelum 2016, kinerja ADES biasa-biasa saja. Namun, perusahaan ini berhasil melakukan efisiensi besar-besaran:
- Biaya operasional turun dari Rp381 miliar (2016) menjadi Rp171 miliar (2021).
- Operating cash flow terus meningkat.
- Laba bersih naik meski penjualan sempat turun, berkat efisiensi biaya.
- Penjualan mulai pulih dari Rp673 miliar (2021) menjadi Rp1,77 triliun (Q3 2024).
- Utang menciut dari Rp204 miliar (2017) menjadi hanya Rp200 juta (Q3 2024).
- Operating profit margin naik dari 8,8% (2016) menjadi 35% (2023).
2. $AUTO: Bangkit dari Dampak Pandemi
Pandemi Covid-19 memukul bisnis AUTO. Laba bersihnya anjlok dari Rp740 miliar (2019) menjadi hanya Rp2 miliar (2020). Namun, pada 2021, perusahaan ini mulai pulih:
- Pendapatan dan laba bersih meningkat.
- Aktivitas bengkel ramai kembali, menunjukkan pemulihan bisnis.
Tips Praktis untuk Investor
1. Ikuti Cerita Perusahaan: Pahami langkah-langkah yang diambil manajemen untuk membangkitkan perusahaan.
2. Cari Emiten dengan Pertumbuhan Terkini: Identifikasi perusahaan yang penjualan dan labanya tumbuh dalam 1-2 tahun terakhir.
3. Cek Riwayat Kinerja: Cari perusahaan yang sebelumnya terpuruk tetapi mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
4. Analisis Mendalam: Jangan hanya melihat angka, tapi cari tahu cerita di balik kinerja tersebut.
Mendeteksi perusahaan yang berpotensi turnaround membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Namun, jika berhasil, peluang cuan yang didapat bisa sangat besar.
Mulailah dengan mempelajari laporan keuangan dan mengikuti perkembangan perusahaan. Ingat, investasi adalah tentang memahami cerita di balik angka. (*)