Tanah Datar, pasbana – Dewan Pengawas Badan Gizi Nasional (BGN), Muhammad Arif Firmansyah dan Surya, melakukan kunjungan kerja ke sejumlah dapur umum mandiri di Kabupaten Tanah Datar pada Jumat (21/3/2025).
Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan fasilitas pendukung dalam menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa sekolah di wilayah tersebut.
Kunjungan diawali di dapur umum mandiri yang berlokasi di Tabek Ganggam, Nagari Cubadak, Kecamatan Lima Kaum. Selanjutnya, rombongan melanjutkan peninjauan ke dapur umum di Jorong Sijangek, Nagari Simpuruik, Kecamatan Sungai Tarab.
Mereka didampingi oleh Koordinator BGN Sumatera Barat, Dodi Hendra, yang menjelaskan progres pembangunan dan kesiapan operasional dapur umum tersebut.
Program MBG merupakan inisiatif nasional yang bertujuan menyediakan makanan bergizi gratis bagi siswa sekolah, khususnya di daerah yang membutuhkan.
Dodi Hendra menyatakan bahwa dapur umum mandiri di Tanah Datar diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi sekitar 3.000 anak setiap hari. "Dapur umum ini akan melibatkan 50 tenaga kerja, termasuk tiga dari tim BGN. Semoga operasionalnya berjalan lancar dan mendukung suksesnya program ini," ujar Dodi.
Progres pembangunan dapur umum hingga saat ini telah menunjukkan banyak kemajuan. Fasilitas tersebut dilengkapi dengan peralatan memasak yang memadai, sistem distribusi yang terorganisir, serta dukungan tenaga kerja lokal. Hal ini diharapkan dapat memastikan kelancaran distribusi makanan bergizi ke sekolah-sekolah di Tanah Datar.
Muhammad Arif Firmansyah, salah satu anggota Dewan Pengawas BGN, menyampaikan apresiasinya atas kemajuan yang telah dicapai. "Kami sangat mengapresiasi kerja keras semua pihak yang terlibat. Dapur umum ini tidak hanya mendukung program MBG, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal melalui penciptaan lapangan kerja," ujarnya.
Program MBG sendiri merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia. Data terbaru dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia masih berada di angka 21,6% pada tahun 2024. Melalui program ini, diharapkan angka tersebut dapat terus menurun, khususnya di daerah-daerah dengan tingkat kerawanan gizi yang tinggi.
Surya, anggota Dewan Pengawas BGN lainnya, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam mensukseskan program ini. "Sinergi antara semua pihak sangat krusial untuk memastikan bahwa makanan bergizi dapat sampai ke tangan anak-anak yang membutuhkan," ucapnya.
Kunjungan ini juga menjadi momentum untuk mengevaluasi tantangan yang dihadapi dalam implementasi program MBG. Beberapa kendala yang diidentifikasi antara lain keterbatasan sumber daya manusia dan infrastruktur di daerah terpencil. Namun, dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan semua tantangan dapat diatasi.
Keberhasilan program MBG di Tanah Datar diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.
Dengan dukungan fasilitas dapur umum yang memadai dan komitmen semua pihak, program ini diyakini dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan gizi dan kualitas hidup anak-anak Indonesia.(rel/bd)