Notification

×

Iklan

Iklan

Gubernur Sumbar Dukung Penuh Rencana PT Garam Tingkatkan Produksi dan Swasembada Garam Nasional

05 Maret 2025 | 22:50 WIB Last Updated 2025-03-06T01:55:56Z



Padang,  pasbana – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menyambut baik rencana PT Garam (Persero) untuk meningkatkan produksi garam di provinsi tersebut melalui program pembinaan petani garam lokal. 

Langkah ini dinilai tidak hanya akan mendongkrak perekonomian daerah, tetapi juga menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar dalam mendukung arahan Presiden Prabowo Subianto terkait hilirisasi produk pertanian dan swasembada garam nasional pada akhir 2025.

"Terkait rencana PT Garam untuk pengembangan kualitas dan kuantitas produksi garam di Sumbar, jika tidak bisa dengan telapak tangan, maka dengan niru kita tampung. Kita sangat mendukung," tegas Gubernur Mahyeldi saat menerima kunjungan Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose, beserta jajaran di Kantor Gubernur Sumbar, Rabu (5/3/2025).

Menurut Gubernur, Sumbar memiliki sejarah panjang dalam aktivitas pertanian garam, terutama di Muaro Sakai Inderapura, Kabupaten Pesisir Selatan. Oleh karena itu, rencana PT Garam untuk melakukan pembinaan terhadap petani garam di Sumbar diyakini akan memberikan manfaat luas bagi masyarakat, terutama di tujuh kabupaten/kota yang merupakan kawasan pesisir pantai.

"Kebutuhan garam di Sumbar sangat besar, terutama untuk usaha perikanan. Belum lagi kebutuhan untuk industri pangan, nonpangan, hingga farmasi," ujar Mahyeldi. 

Ia menambahkan, dalam retret Kepala Daerah di Magelang beberapa pekan lalu, Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya hilirisasi produk pertanian dan pemanfaatan potensi sumber daya alam, termasuk sektor kelautan.

Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose, mengungkapkan bahwa Sumbar bersama Aceh diproyeksikan sebagai klaster produksi garam nasional di wilayah Sumatera. Langkah ini diambil untuk menekan biaya produksi, memenuhi kebutuhan nasional, dan mengurangi ketergantungan terhadap impor garam.

"Dari 5 juta ton kebutuhan garam nasional, 50 persennya masih kita impor. Padahal, potensi kita sangat besar untuk mencapai swasembada garam sesuai arahan Presiden. Sumbar menjadi salah satu daerah yang akan kita tingkatkan produksinya melalui pembinaan petani garam lokal," jelas Abraham.

Abraham menambahkan, potensi garam di Sumbar sangat besar, terutama untuk memenuhi kebutuhan industri nonpangan seperti pabrik dan proses penyamakan. "Terima kasih atas dukungan Bapak Gubernur dan jajaran. Kami akan segera menindaklanjuti rencana ini di Sumbar," ucapnya.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Komisaris PT Garam, Masril Koto, yang merupakan tokoh pertanian nasional asal Sumbar. Turut hadir pula Direktur Keuangan SDM dan Manajemen Risiko PT Garam, Ahyanizzaman; Direktur Operasi dan Pengembangan PT Garam, Syaifuddin; serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Sumbar, Novrial, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.

Masril Koto menyatakan, dukungan Pemprov Sumbar sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini. "Dengan sinergi antara pemerintah daerah, PT Garam, dan petani lokal, kami yakin Sumbar dapat menjadi salah satu penyangga utama swasembada garam nasional," ujarnya.

Rencana peningkatan produksi garam di Sumbar sejalan dengan target pemerintah mencapai swasembada garam pada akhir 2025. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan, Indonesia masih mengimpor sekitar 2,5 juta ton garam per tahun untuk memenuhi kebutuhan industri dan konsumsi. Padahal, potensi produksi garam nasional diperkirakan mencapai 4 juta ton per tahun jika seluruh sumber daya dioptimalkan.

Gubernur Mahyeldi menegaskan, dukungan Pemprov Sumbar terhadap program PT Garam tidak hanya akan meningkatkan produksi garam, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan petani garam lokal. "Ini adalah momentum bagi Sumbar untuk berkontribusi lebih besar dalam pembangunan nasional," pungkasnya.

Dengan langkah strategis ini, Sumbar diharapkan dapat menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan swasembada garam nasional, sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor garam. (*/rel) 

IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update