Notification

×

Iklan

Iklan

Ibadah Bukan Sekadar Gaya, Tapi Hakikat yang Menyatukan

12 Maret 2025 | 11:16 WIB Last Updated 2025-03-12T04:16:48Z


Pasbana - Ibadah. Kata yang sering kita dengar, tapi tak jarang kita lupa maknanya. Ibadah bukan sekadar ritual harian yang kita lakukan dengan gerakan-gerakan yang sudah dihafal, atau ucapan-ucapan yang dilafalkan tanpa rasa. Ibadah adalah esensi hidup. Allah SWT berfirman, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56). 

Tapi, ibadah seperti apa yang sebenarnya diharapkan? Bukan sekadar gerakan shalat yang Instagramable, atau puasa yang hanya sekadar menahan lapar dan dahaga. Ibadah yang benar, atau dalam bahasa kerennya Shahihul Ibadah, adalah ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

Ibadah yang Benar: Bukan Sekadar Tiktokan


Shahihul Ibadah adalah ibadah yang tidak hanya terlihat khusyuk di depan orang, tapi juga benar-benar khusyuk di hadapan Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat." (HR. Bukhari). 

Ini artinya, ibadah kita harus mengikuti contoh Rasulullah, bukan mengikuti tren atau kebiasaan yang tidak ada dasarnya. Bayangkan, ibadah kita seperti kopi. Kalau tidak sesuai resep, rasanya pasti aneh. Begitu juga dengan ibadah. Kalau tidak sesuai sunnah, ibadah kita bisa jadi "kopi pahit" yang tidak diterima.

Ada dua syarat utama agar ibadah kita diterima:  

1. Ikhlas karena Allah semata. 
Allah berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5).

Jadi, ibadah kita jangan sampai jadi bahan pamer di media sosial. Kalau niatnya untuk likes dan komentar, ya sudah, ibadah kita bisa jadi sekadar konten viral belaka.  

2. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW.  
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalan tersebut tertolak." (HR. Muslim).

Jadi, jangan sampai ibadah kita jadi ajang kreativitas tanpa batas. Shalat dengan gerakan tambahan, atau puasa dengan aturan sendiri, itu bukan ibadah, tapi inovasi yang bisa bikin ibadah kita ditolak.

Ibadah yang Benar: Investasi Akhirat yang Tak Pernah Rugi


Ibadah yang benar bukan hanya soal ritual, tapi juga tentang keteladanan. Para sahabat, tabi’in, dan ulama adalah contoh nyata bagaimana ibadah yang benar bisa membawa ketenangan dan keberkahan hidup.  

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq RA 
Abu Bakar adalah sosok yang sangat teliti dalam beribadah. Beliau tidak pernah menambah atau mengurangi apa yang diajarkan Rasulullah. Bayangkan, sebagai khalifah pertama, beliau tetap konsisten mengikuti sunnah Nabi tanpa terpengaruh oleh jabatannya.  

2. Umar bin Khattab RA
Umar bin Khattab dikenal sebagai sosok yang tegas, tapi juga sangat menjaga keikhlasan dalam beribadah. Pernah suatu ketika beliau berkata, "Aku tidak peduli apakah manusia melihatku sebagai orang yang baik atau buruk, yang penting Allah melihatku sebagai hamba yang taat." Ini adalah prinsip yang patut kita teladani.  

3. Imam Malik bin Anas
Imam Malik, pendiri mazhab Maliki, dikenal sangat hati-hati dalam beribadah. Beliau pernah menolak memberikan fatwa karena tidak yakin dengan dalil yang kuat. Ini menunjukkan betapa seriusnya beliau dalam menjaga shahihul ibadah.  

4. Hasan Al-Bashri
Hasan Al-Bashri, seorang tabi’in, selalu mengingatkan orang-orang di sekitarnya untuk tidak terlena dengan dunia. Beliau berkata, "Barangsiapa yang tidak menjaga shalatnya, maka dia tidak akan menjaga ibadah lainnya." Ini adalah pengingat bagi kita untuk selalu fokus pada ibadah yang benar.

Ibadah yang Benar: Kunci Ketengan dan Keberkahan


Ibadah yang benar bukan hanya soal akhirat, tapi juga membawa ketenangan dan keberkahan dalam hidup. Ketika ibadah dilakukan dengan ikhlas dan sesuai sunnah, hati akan merasa tenang dan dekat dengan Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus meskipun sedikit."(HR. Bukhari dan Muslim). 

Jadi, ibadah yang benar adalah investasi akhirat yang tak pernah rugi.

Ibadah yang Benar, Hidup yang Berkah


Shahihul Ibadah adalah kunci diterimanya amal kita di sisi Allah. Mari kita senantiasa memperbaiki niat, mempelajari sunnah Rasulullah, dan meneladani para sahabat serta ulama dalam beribadah. Dengan demikian, ibadah kita tidak hanya sekadar rutinitas, tetapi menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ridha-Nya.  

"Ya Allah, jadikanlah kami hamba-Mu yang senantiasa beribadah dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasul-Mu. Amin."

Jadi, sudah siapkah kita untuk beribadah dengan benar, bukan sekadar gaya?


12 Ramadhan 1446 H.
Sanitsaka

IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update