Notification

×

Iklan

Iklan

IHSG Melonjak Gila-Gilaan: Pesta Spekulan atau Awal Kebangkitan?

26 Maret 2025 | 21:53 WIB Last Updated 2025-03-26T21:09:59Z


Pasbana – Jika pasar saham adalah panggung drama, maka hari ini kita baru saja menonton episode plot twist terbaik sepanjang tahun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiba-tiba bangkit seperti zombie yang tersengat listrik, melesat 3,8% ke level 6.472,36. 

Kenaikan ini bukan sekadar rebound biasa—ini lebih mirip pesta pora spekulan yang tiba-tiba dapat kabar THR dibagikan lebih awal.  

BUMN Jadi Bintang Tamu, Ritel Hanya Penonton

Pasar hari ini seperti konser musik di mana penontonnya hanya bisa ternganga melihat panggung dikuasai para big player. Nilai transaksi meledak hingga Rp34,27 triliun—angka yang biasanya hanya muncul saat ada aksi korporasi besar atau krisis. Tapi kali ini, pemicunya adalah saham-saham BUMN yang tiba-tiba "digoreng" habis-habisan.  

IDXBUMN20 melonjak seperti roket tanpa bahan bakar jelas. Saham-saham seperti KRAS, ADHI, dan WTON naik lebih dari 30% dalam sehari—padahal seminggu lalu mereka masih jadi bahan candaan investor ritel karena utang menumpuk dan proyek terbengkalai.  

"Ini bukan rebound, ini lebih seperti pump and dump versi institutional," celetuk seorang analis yang enggan disebut namanya.  

YUPI: Saham Permen yang Bikin Pasar Jadi Manis 

Lucunya, transaksi terbesar hari ini bukan berasal dari saham-saham blue chip, melainkan dari YUPI, emiten permen yang tiba-tiba jadi primadona dengan nilai transaksi nego Rp18,37 triliun. Bagaimana bisa sebuah perusahaan permen mendominasi pasar?  

"Kalau ini bukan window dressing, saya mau beli permen YUPI seharga satu lot saham mereka," canda seorang trader di grup WhatsApp.  

Ritel Terjepit Antara FOMO dan Trauma Koreksi

Di tengah euforia ini, investor ritel terjebak dalam dilema klasik: Fear of Missing Out (FOMO) vs trauma koreksi mendadak. Banyak yang buru-buru beli di puncak, sambil berharap ini awal bullish. Tapi sejarah berkata lain—lonjakan 3-5% dalam sehari seringkali diikuti profit taking keesokan harinya.  

"Kalau besok turun lagi, jangan salahkan saya. Saya cuma ikut arus," kata seorang investor di forum saham, sambil menyisipkan emoticon menangis.  

Pemerintah Bilang Saham Itu Judi, Tapi Tetap Nagih Dividen 

Presiden pernah berujar bahwa saham itu judi dan orang miskin pasti kalah. Tapi ironisnya, negara tetap menikmati dividen triliunan dari emiten seperti BBCA, BBRI, dan TLKM.  

APBN defisit? Ya.  
Rupiah melemah? Masih.  
Tapi selama BUMN masih bagi-bagi dividen, pasar tetap bergairah.  

Hari ini adalah hari di mana logika fundamental dicuekin. Saham naik bukan karena kinerja, tapi karena momentum dan permainan likuiditas.  

Dan ingat, di pasar yang penuh ketidakpastian ini, satu hal yang pasti: Danantara butuh dividen, jadi IDXBUMN20 akan tetap digoreng.


(*) 

IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update