Notification

×

Iklan

Iklan

Indah Tri Wahyuni: Suara Tanpa Batas untuk Kesetaraan Tunarungu

10 Maret 2025 | 18:21 WIB Last Updated 2025-03-10T11:21:17Z



Padang Panjang, pasbana - Setiap perjalanan selalu membawa pelajaran berharga. Bagi Indah Tri Wahyuni, perjalanannya ke Yogyakarta pada Agustus 2024 bukan sekadar perjalanan biasa. Ini adalah momen yang mengubah hidupnya. 

Sebagai seorang disabilitas rungu, Indah berkesempatan menghadiri 11th World Federation of the Deaf Regional Secretariat for Asia (WFD RSA), sebuah forum internasional yang membahas isu-isu penting bagi komunitas tunarungu di Asia. 

Kini, ia pulang ke kampung halamannya di Padang Panjang, Sumatera Barat, dengan semangat baru untuk memperjuangkan hak-hak teman-teman tunarungu di daerahnya.

Dari Padang Panjang ke Panggung Internasional


Indah, lulusan Universitas Negeri Padang (UNP) jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB), adalah sosok yang tak pernah berhenti belajar. Meski terlahir sebagai disabilitas rungu, ia tak pernah membiarkan keterbatasan fisik menghalangi mimpinya. 



Di forum WFD RSA, Indah bertemu dengan pemuda-pemudi tunarungu dari berbagai negara. Mereka berdiskusi tentang hak-hak disabilitas, strategi advokasi, dan kepemimpinan. 

“Ini pengalaman yang sangat berharga. Saya belajar banyak tentang bagaimana komunitas tunarungu di negara lain memperjuangkan hak-hak mereka. Ini memotivasi saya untuk melakukan hal yang sama di Indonesia,” ujar Indah dengan semangat.

Perjuangan untuk Kesetaraan


Bagi Indah, aksesibilitas dan kesempatan yang setara adalah hal yang sangat penting. Di Indonesia, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh komunitas tunarungu, mulai dari minimnya akses pendidikan, lapangan kerja, hingga kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahasa isyarat. 

“Kami mungkin tidak mendengar, tetapi kami bisa bersuara dengan cara kami sendiri. Jika dunia belum memahami kami, maka tugas kamilah untuk membuat mereka mengerti. Kami ada, kami mampu, dan kami berhak mendapatkan kesempatan yang sama,” tegas Indah.

Sosialisasi Bahasa Isyarat: Jembatan Komunikasi


Salah satu misi besar Indah adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya bahasa isyarat. Bersama Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Kota Padang Panjang, di mana ia menjabat sebagai sekretaris, Indah ingin menciptakan lingkungan yang lebih inklusif. 



“Bahasa isyarat adalah kunci untuk membuka komunikasi antara tunarungu dan non-tunarungu. Jika lebih banyak orang yang memahami bahasa isyarat, maka kehidupan sehari-hari kami akan jauh lebih mudah,” jelasnya.

Indah berencana mengadakan sosialisasi bahasa isyarat di berbagai tempat, mulai dari sekolah, kantor pemerintah, hingga pusat perbelanjaan. Tujuannya sederhana: membuat masyarakat lebih sadar dan peduli terhadap kebutuhan komunitas tunarungu.

Program Pemberdayaan: Menuju Kemandirian


Tak hanya fokus pada sosialisasi bahasa isyarat, Indah juga memiliki cita-cita besar untuk memberdayakan komunitas tunarungu di Padang Panjang. Bersama Gerkatin, ia ingin membentuk program pelatihan keterampilan, baik di bidang wirausaha maupun keterampilan kerja lainnya. 

“Saya ingin teman-teman tunarungu bisa mandiri dan memiliki masa depan yang lebih baik. Dengan pelatihan keterampilan, mereka bisa memiliki pekerjaan yang layak dan tidak lagi bergantung pada orang lain,” ujar Indah.

Program ini diharapkan bisa membuka peluang kerja bagi tunarungu, yang selama ini seringkali terpinggirkan di dunia kerja. Indah percaya, dengan dukungan yang tepat, tunarungu bisa berkontribusi besar bagi masyarakat.

Tantangan yang Masih Harus Diatasi


Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, terdapat sekitar 2,5 juta penyandang disabilitas rungu di Indonesia. Sayangnya, hanya sekitar 20% dari mereka yang memiliki akses ke pendidikan formal. Selain itu, tingkat pengangguran di kalangan disabilitas rungu juga masih tinggi, mencapai 60%. 




Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencatat bahwa disabilitas rungu seringkali menghadapi stigma dan diskriminasi di berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan. Hal ini semakin mempertegas pentingnya upaya-upaya seperti yang dilakukan Indah dan Gerkatin.

Harapan untuk Masa Depan


Indah berharap, perjuangannya bisa menginspirasi lebih banyak orang, baik dari kalangan tunarungu maupun non-tunarungu. Ia ingin melihat dunia yang lebih inklusif, di mana setiap orang, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.

“Saya percaya, perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Jika kita semua bergerak bersama, maka tidak ada yang tidak mungkin,” tutup Indah dengan penuh keyakinan.

Dengan semangatnya yang tak kenal lelah, Indah Tri Wahyuni membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berkontribusi bagi masyarakat. Ia adalah bukti nyata bahwa setiap orang memiliki suara, dan suara itu layak didengar.(*) 

IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update