Notification

×

Iklan

Iklan

I’tikaf: Staycation Terakhir Ramadhan yang Bikin ‘Auto-Upgrade’ Spiritual

25 Maret 2025 | 17:59 WIB Last Updated 2025-03-25T21:12:56Z




Pasbana – Kalau staycation biasanya identik dengan me time di hotel berbintang atau glamping di alam bebas, bagaimana dengan staycation di masjid? 

Ya, inilah yang disebut i’tikaf—ibadah eksklusif di 10 malam terakhir Ramadhan yang menjanjikan spiritual upgrade sekaligus chance bertemu Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.  

Tapi jangan salah, i’tikaf bukan sekadar nongkrong di masjid sambil scroll-scroll medsos. Ini ibadah serius dengan rules yang bikin hati makin cling sama Sang Pencipta.  

I’tikaf: Lock-in di Masjid, tapi Dapet Bonus Pahala


Secara bahasa, i’tikaf berarti mengurung diri—tapi bukan seperti self-quarantine ala pandemi dulu. 

Menurut Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah, i’tikaf adalah me time-nya orang beriman: berdiam di masjid, full focus ibadah, jauh dari hiruk-pikuk dunia.  

"Dan janganlah kamu campuri mereka (istri) sedang kamu beri’tikaf di masjid." (QS. Al-Baqarah: 187)  

Nah, ayat ini sekaligus warning buat yang mau bawa pasangan ke masjid buat quality time. Salah alamat, guys!  

I’tikaf Wajib vs. Sunnah: Nazar atau Sekadar Mood Booster?  


I’tikaf ada dua jenis:  

1. I’tikaf Wajib – Kalau sudah bernazar, ya wajib ditepati. 
Misal: "Ya Allah, kalau aku lulus CPNS, aku i’tikaf 3 hari!" Nah, begitu terkabul, siap-siap check-in masjid. Rasulullah pun memerintahkan umatnya menepati nazar, bahkan jika nazarnya dari zaman jahiliyah sekalipun, seperti yang dilakukan Umar bin Khattab.  

2. I’tikaf Sunnah – Ini yang paling populer, terutama di 10 hari terakhir Ramadhan. Rasulullah tak pernah absen i’tikaf di periode ini, sampai-sampai istri-istrinya pun meneruskan tradisi ini sepeninggal beliau.  

Niat I’tikaf: From the Heart, Boleh Juga Pakai Lisan


Niat i’tikaf cukup di dalam hati, tapi sebagian ulama menganjurkan melafalkannya biar lebih ngena. Misalnya:  

- I’tikaf Sunnah:  
  نَوَيْتُ الْإِعْتِكَافَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
  (Nawaitul i’tikaafa sunnatal lillaahi ta’aalaa)  

- I’tikaf Wajib:  
  نَوَيْتُ الْإِعْتِكَافَ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى
  (Nawaitul i’tikaafa fardlol lillaahi ta’aalaa)  

FYI, mazhab Maliki nggak suka niat dilafalkan karena nggak ada contohnya dari Nabi. Tapi, no big deal, yang penting hati nggak kemana-mana.  

Keutamaan I’tikaf: Dapat Lailatul Qadar Sambil Tidur?


I’tikaf itu ibadah multitasking:  

1. Setiap Detik Berpahala

 Bahkan tidur di masjid tetap dihitung ibadah. Bayangkan, tidur saja dapat pahala, apalagi kalau bangun buat tahajud!  

2. Sunnah Nabi yang No Skip – Rasulullah konsisten i’tikaf sampai akhir hayat. Di Ramadhan terakhir, beliau bahkan extend jadi 20 hari.  

3. Jackpot Lailatul Qadar – I’tikaf di 10 malam terakhir meningkatkan peluang ketemu malam seribu bulan. Nggak percaya? Coba saja!  

Waktu I’tikaf: Bisa Flexible, Asal Niatnya Kuat


- I’tikaf Wajib: Sesuai durasi nazar.  
- I’tikaf Sunnah: Bisa full 10 hari, atau short session (beberapa jam saja). 

Mazhab Syafi’i bahkan bilang, standby di masjid lebih lama dari durasi rukuk saja sudah cukup disebut i’tikaf.  

Tips buat yang sibuk:  
- Night edition: Masuk maghrib, pulang subuh.  
- Power nap edition: Tidur di masjid, bangun tahajud.  

Tempat I’tikaf: Harus Masjid, Kecuali…


Ulama sepakat i’tikaf harus di masjid, tapi beda pendapat soal spec-nya:  
- Hanafi & Hambali: Harus masjid yang dipakai shalat berjamaah.  

- Syafi’i & Maliki: Semua masjid boleh, tapi lebih utama masjid jami’ (yang ada Jumatnya).  

Catatan khusus: Di masa darurat (misal pandemi), beberapa ulama membolehkan i’tikaf di rumah. Tapi ini last resort, ya!  

Syarat & Rukun: Jangan Sampai Batal Sebelum Start


Syarat Sah:  
- Muslim & berakal.  
- Suci dari hadas besar 
- Izin suami (buat istri).  

Rukun:  
1. Niat.  
2. Stay di masjid.  

Bonus tip: Sibukkan diri dengan ibadah—shalat, baca Al-Qur’an, dzikir—jangan malah ngobrol ngalor-ngidul.  

Yang Bikin I’tikaf Bubble Wrap


Hati-hati, i’tikaf bisa batal karena:  
- Keluar masjid tanpa alasan syar’i.  
- Ngemis (jima’)—meski dipaksa atau lupa.  
- Haid/nifas.  
- Mabuk atau lost control.  

I’tikaf di Rumah? Bisa, Asal… 


Kalau nggak memungkinkan ke masjid, ikuti guideline ini:  
1. Tetapkan spot khusus (mushala rumah).  
2. Maximize ibadah: tilawah, tahajud, dzikir.  
3. Perbanyak doa Lailatul Qadar.  


I’tikaf itu ibadah high reward, tapi low maintenance. Nggak perlu bayar resort,  cukup bawa sajadah, Al-Qur’an, dan hati yang ikhlas. So, siapa yang ready untuk lock-in spiritual di masjid malam ini?

Selamat beri’tikaf, semoga ketemu Lailatul Qadar!

25 Ramadhan 1446 H.
Sanitsaka

IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update