Notification

×

Iklan

Iklan

Jihad: Adalah Perjuangan Hidup yang Menghidupkan

04 Maret 2025 | 11:41 WIB Last Updated 2025-03-04T04:41:52Z



Pasbana - Kata “jihad” belakangan ini seperti menjadi momok. Sebut saja, ia langsung membangkitkan imajinasi tentang kekerasan, perang, atau aksi-aksi ekstrem. Padahal, jika kita telisik lebih dalam, jihad bukanlah sekadar tentang angkat senjata. Ia lebih luas, lebih manusiawi, dan—jika boleh dikatakan—lebih “sehari-hari” daripada yang kita bayangkan.  

Bayangkan ini: seorang ayah yang berangkat pagi-pagi buta, menembus macetnya ibu kota, hanya untuk membawa pulang nafkah bagi keluarganya. Itu jihad. Seorang pelajar yang begadang semalaman, memeras otak demi meraih nilai terbaik. Itu juga jihad. Bahkan, ketika kita berusaha menahan diri untuk tidak membalas komentar pedas di media sosial, itu pun jihad.  

Jihad, dalam makna dasarnya, adalah perjuangan. Dan hidup, pada hakikatnya, adalah rangkaian perjuangan yang tak pernah usai. Lalu, mengapa kita begitu takut membicarakan jihad? Mungkin karena kita telah membiarkan narasi sempit menguasai pemahaman kita.  

Mari kita dengarkan suara para ulama yang telah mengurai makna jihad dengan lebih bijak:  

1. Ibnu Abbas mengatakan, jihad adalah menguras seluruh potensi untuk membela agama Allah, tanpa takut cercaan.  

2. Muqatil menegaskan, jihad adalah bekerja untuk Allah dengan sebenar-benarnya kerja, dan beribadah dengan sebenar-benarnya ibadah.
  
3. Ibnul Mubarak mengingatkan, jihad adalah perjuangan melawan hawa nafsu dan ego diri sendiri.
  
4. Dr. Sa'id Ramadhan Al-Buthi menambahkan, jihad adalah upaya mencurahkan segala kemampuan untuk meninggikan kalimat Allah dan membentuk masyarakat yang harmonis.  

5. Almaududi punya pandangan unik: jihad adalah tentang fanatisme positif terhadap Islam, cinta pada agama, dan nasihat tulus untuk sesama muslim.  

Dari sini, kita bisa menarik benang merah: jihad adalah tentang totalitas. Ia bukan sekadar tentang pertempuran fisik, tetapi juga pertempuran batin, sosial, dan spiritual. Ia adalah tentang bagaimana kita mengisi hidup dengan makna, bukan sekadar menghabiskannya.  

Jadi, mari kita berhenti mempersempit jihad hanya sebagai aksi kekerasan. Mari kita lihat jihad sebagai semangat hidup yang menghidupkan. Sebab, hidup tanpa perjuangan ibarat nasi tanpa garam—hambar dan tak berasa.  

Dan ya, sukses itu diperjuangkan, bukan dinantikan. Jadi, jika hari ini Anda berjuang untuk sesuatu yang baik, selamat! Anda sedang berjihad.  

Selamat berjihad, sahabat. Semoga perjuangan kita hari ini menjadi bekal untuk kemenangan esok.  

4 Ramadhan 1446 H.
Wo Kasbi

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update