Dharmasraya, pasbana - Di Dharmasraya, Sumatera Barat, Masjid Agung Dharmasraya bukan sekadar rumah ibadah, tetapi juga simbol kebanggaan yang mengakar kuat di hati masyarakat. Berdiri megah di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), Nagari Gunung, Kecamatan Sitiung, masjid ini menjadi pusat pendidikan agama sekaligus mercusuar syiar Islam.
Lebih dari itu, setiap sudutnya menyiratkan filosofi mendalam, mencerminkan perpaduan harmonis antara kearifan lokal dan nilai-nilai Islam yang kuat.
Arsitektur yang Bermakna
Masjid Agung Dharmasraya memancarkan kemegahan dengan arsitektur yang unik dan penuh makna. Empat kubahnya yang bertingkat menyerupai orang yang sedang sujud, melambangkan ketakwaan masyarakat Dharmasraya terhadap ajaran Islam. Empat menara yang menjulang tinggi juga tak sekadar hiasan, melainkan simbol dari motto Kabupaten Dharmasraya, “Tau Jo Nan Ampek”.
Motto ini mencerminkan pengetahuan masyarakat yang kompleks, mencakup adat, agama, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Filosofi ini juga merujuk pada prinsip adat Minangkabau, yaitu “ABS SBK” (Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah), yang menekankan pentingnya menjaga sikap terhadap sesama, baik yang lebih tua, sebaya, lebih muda, maupun tokoh masyarakat.
Lebih dalam lagi, “Tau Jo Nan Ampek” juga merujuk pada empat kitab suci dalam Islam (Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Quran), empat sahabat Nabi (Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali), empat imam mazhab (Syafii, Hanafi, Hambali, dan Maliki), serta empat kerajaan bersejarah di Dharmasraya (Siguntur, Pulaupunjung, Padanglaweh, dan Kotobesar).
Green Building yang Ramah Lingkungan
Menurut Hasan Zaini, Ketua Harian Masjid Agung Dharmasraya, keunikan masjid ini tak hanya terletak pada arsitekturnya, tetapi juga pada konsep ramah lingkungan yang diusungnya. Masjid ini dirancang sebagai “green building” yang tidak menggunakan AC sama sekali, mengandalkan sirkulasi udara alami untuk kenyamanan pengunjung. Hal ini sejalan dengan gerakan hemat energi dan pelestarian lingkungan.Masjid yang diresmikan pada tahun 2023 oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ini, tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Ia juga menjadi pusat pendidikan dan peradaban Islam di Dharmasraya. Berbagai kegiatan keagamaan seperti pengajian, Tahfiz Quran, dan pelatihan keagamaan rutin diadakan di sini.
Pusat Ekonomi dan Wisata Religi
Tak hanya sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Dharmasraya juga dirancang untuk memberdayakan ekonomi umat. Di sekitar masjid, terdapat SPBU, mini market, dan rumah makan yang dikelola oleh masyarakat setempat. Lokasinya yang strategis di tepi Jalan Lintas Sumatera juga menjadikannya tempat istirahat yang nyaman bagi para musafir.Mantan Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, menyebutkan bahwa pembangunan masjid ini merupakan harapan besar masyarakat Dharmasraya. Dibangun di masa sulit pandemi Covid-19, proyek ini memerlukan penganggaran selama tiga tahun dengan total dana sebesar Rp 97,8 miliar dari APBD. Selain itu, Kementerian PUPR juga turut mendukung dengan anggaran Rp 19 miliar untuk pembangunan landscape atau halaman masjid.
Fasilitas yang Lengkap dan Nyaman
Saat memasuki area masjid, pengunjung akan disambut oleh gerbang megah dengan jalan dua jalur yang diapit taman bunga indah. Bangku-bangku tempat duduk tersedia untuk pengunjung yang ingin bersantai, sementara lapangan parkir yang luas dan tertata rapi memudahkan kendaraan para jamaah. Di sisi kanan masjid, terdapat kolam berbentuk bulat yang menambah kesan asri.Begitu masuk ke dalam, dua pintu besar berwarna kuning keemasan menyambut para jamaah.
Destinasi Wisata Religi Baru di Sumatera Barat
Dengan segala keunikan dan kemegahannya, Masjid Agung Dharmasraya tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga destinasi wisata religi yang layak dikunjungi. Ia telah menjelma menjadi ikon baru di Sumatera Barat, menarik minat wisatawan dan musafir dari berbagai daerah.Masjid ini adalah bukti nyata dari semangat masyarakat Dharmasraya yang tak pernah surut, bahkan di tengah pandemi. Kini, Masjid Agung Dharmasraya tak hanya menjadi kebanggaan warga setempat, tetapi juga simbol persatuan, pendidikan, dan kemajuan peradaban Islam di Indonesia. Makin tahu Indonesia. (*)