Agam, pasbana - Siapa sangka, di balik gemuruh modernitas, terselip sebuah bangunan tua yang menyimpan cerita panjang tentang peradaban dan keagungan Islam di Sumatera Barat. Masjid Tuo Pincuran Gadang, yang berdiri kokoh sejak tahun 1885, adalah saksi bisu perjalanan sejarah dan budaya Minangkabau. Terletak di Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga destinasi wisata religi yang memukau.
Masjid Tuo Pincuran Gadang adalah contoh nyata keindahan arsitektur Minangkabau tradisional. Dengan atap bergonjong tiga yang khas, masjid ini seolah menyatu dengan alam sekitarnya. Setiap sudutnya dipenuhi ornamen ukiran kayu yang rumit, menggambarkan kearifan lokal dan nilai-nilai Islam. Menurut sejarawan lokal, arsitektur masjid ini dirancang untuk melambangkan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Tidak hanya itu, material bangunan yang digunakan juga berasal dari alam sekitar, seperti kayu jati dan bambu, yang dipilih karena kekuatan dan ketahanannya. Hal ini menunjukkan betapa masyarakat Minangkabau zaman dulu sudah memikirkan keberlanjutan dan keselarasan dengan lingkungan.
Salah satu tokoh penting di balik berdirinya Masjid Tuo Pincuran Gadang adalah Tuanku Alam Putiah, laras pertama Matur. Beliau bukan hanya seorang pemimpin agama, tetapi juga sosok yang visioner dalam menyebarkan Islam di daerah tersebut. Tuanku Alam Putiah dikenal sebagai tokoh yang gigih mempertahankan nilai-nilai keislaman, bahkan sebelum pecahnya Perang Paderi (1803-1838).
Perang Paderi sendiri merupakan konflik besar yang melibatkan kaum adat dan kaum agama di Sumatera Barat. Masjid ini diyakini sebagai salah satu pusat penyebaran Islam sebelum perang tersebut meletus, menjadikannya sebagai simbol keteguhan dan perjuangan umat Islam di masa lalu.
Bagi Anda yang menyukai wisata religi dan sejarah, Masjid Tuo Pincuran Gadang adalah tempat yang wajib dikunjungi. Selain menikmati keindahan arsitekturnya, pengunjung juga bisa merasakan suasana sakral yang menyelimuti masjid ini. Suara azan yang menggema di tengah hamparan sawah dan perbukitan menciptakan pengalaman spiritual yang sulit dilupakan.
Tidak hanya itu, masjid ini juga sering menjadi tempat acara-acara keagamaan dan budaya, seperti peringatan Maulid Nabi, pengajian, serta festival budaya Minangkabau. Hal ini menjadikannya sebagai pusat kegiatan masyarakat yang tetap relevan hingga saat ini.
Banyak fakta menarik tentang Masjid Tuo Pincuran Gadang ini. Salah satunya adalah Masjid ini telah berusia lebih dari 138 tahun, menjadikannya sebagai salah satu masjid tertua di Sumatera Barat.Dan seperti banyak bangunan tradisional Minangkabau, masjid ini dibangun tanpa menggunakan paku. Semua bagian disatukan dengan sistem pasak dan ikatan yang kuat. Masjid ini diyakini sebagai masjid pertama yang berdiri di Matur sebelum Perang Paderi, menjadikannya sebagai simbol awal penyebaran Islam di daerah tersebut.
Masjid Tuo Pincuran Gadang bukan sekadar bangunan tua. Ia adalah mahakarya yang menggabungkan keindahan arsitektur, kekayaan sejarah, dan nilai-nilai spiritual. Berkunjung ke sini seperti melakukan perjalanan waktu, menyusuri jejak-jejak peradaban Minangkabau yang gemilang.
Jadi, jika Anda sedang berada di Sumatera Barat, jangan lewatkan kesempatan untuk singgah di Masjid Tuo Pincuran Gadang. Rasakan sendiri nuansa sejarah dan keagungannya yang memukau. Siapa tahu, Anda akan pulang dengan cerita dan inspirasi baru! Makin tahu Indonesia.
Yuk, jadikan Masjid Tuo Pincuran Gadang sebagai destinasi wisata religi dan budaya Anda berikutnya!
(*)