Pesisir Selatan, pasbana - Jika Anda berkunjung ke Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, jangan lewatkan untuk menyambangi Kompleks Makam Bundo Kanduang. Tempat ini bukan sekadar situs pemakaman biasa, melainkan sebuah bukti nyata dari cerita legenda Minangkabau yang melegenda.
Bundo Kanduang, tokoh sentral dalam kisah ini, diyakini sebagai sosok yang melarikan diri dari Pagaruyung ke Lunang Silaut akibat konflik internal. Makam ini menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya dan generasi penerusnya.
Bundo Kanduang adalah tokoh penting dalam budaya Minangkabau. Ia sering diidentikkan dengan Ratu Minangkabau yang memimpin dengan kebijaksanaan. Dalam cerita rakyat, Bundo Kanduang digambarkan sebagai sosok yang kuat, bijaksana, dan menjadi simbol keibuan serta kepemimpinan.
Konon, ia melarikan diri ke Lunang Silaut setelah terjadi perselisihan di Pagaruyung, pusat kerajaan Minangkabau. Di tempat inilah ia menghabiskan sisa hidupnya dan dimakamkan.
Kompleks Makam Bundo Kanduang terbagi menjadi dua bagian: bagian dalam dan bagian luar. Keduanya dipisahkan oleh pagar yang membatasi area sakral ini. Bagian dalam dikelilingi pagar kawat berduri di sisi timur, utara, dan barat, sementara sisi selatan dibatasi oleh tembok andesit setinggi 90 cm dan lebar 60 cm.
Pintu masuk ke bagian dalam berada di sisi selatan dengan lebar 1,5 meter, seolah mengajak pengunjung untuk memasuki lorong waktu menuju masa lalu.
Di dalam kompleks ini, terdapat sembilan makam kuno. Makam-makam ini memiliki jirat (struktur makam) berundak yang terbuat dari pasir semen dan nisan batu andesit berbentuk lonjong.
Nisan-nisan ini tidak diukir, menunjukkan kesederhanaan yang khas. Makam-makam ini diyakini sebagai tempat peristirahatan Bundo Kanduang, Dang Tuangku, Puti Bungsu, serta generasi penerusnya yang bergelar Mandeh Rubiah.
Di bagian luar kompleks, tepatnya di sisi barat laut, terdapat 12 makam baru. Sementara di ujung selatan, ada sebidang tanah rata yang digunakan sebagai tempat mendoa dan kenduri setiap bulan Dzulhijah.
Tradisi kenduri ini diikuti oleh masyarakat sekitar Lunang, menjadi bukti bahwa makam ini bukan hanya situs sejarah, tetapi juga bagian dari kehidupan spiritual masyarakat setempat.
Jirat berundak dan nisan berbentuk tipe Aceh pada makam-makam di kompleks ini menunjukkan pengaruh budaya yang beragam.
Batu andesit yang digunakan sebagai bahan utama juga mencerminkan kekayaan alam Sumatera Barat. Menurut Balai Cagar Budaya, situs ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, sehingga perlu dilestarikan.
Makam Bundo Kanduang bukan sekadar tempat ziarah, tetapi juga simbol ketangguhan dan kebijaksanaan perempuan Minangkabau. Keberadaannya mengingatkan kita pada pentingnya menjaga warisan budaya dan sejarah.
Bagi para peneliti, situs ini menjadi sumber informasi berharga tentang peradaban Minangkabau masa lalu. Bagi masyarakat sekitar, makam ini adalah bagian dari identitas mereka.
Kompleks Makam Bundo Kanduang adalah salah satu harta karun Sumatera Barat yang patut dikunjungi. Selain menyimpan cerita legenda yang memikat, situs ini juga menjadi bukti nyata dari kekayaan budaya dan sejarah Minangkabau.
Jadi, jika Anda penasaran dengan kisah Bundo Kanduang dan ingin merasakan atmosfer masa lalu, Lunang Silaut menanti kedatangan Anda! Makin tahu Indonesia.
(*)