Pasbana - Pernahkah Anda merasa hidup ini seperti roda yang terus berputar, tapi entah kenapa, rasanya ada yang kurang? Mungkin jawabannya sederhana: kita lupa menjadi naafi’un lighoirihi—manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Ya, istilah ini mungkin terdengar berat, tapi sebenarnya, menjadi bermanfaat itu seperti kopi pagi: sederhana, tapi bisa membuat hari-hari lebih bermakna.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Qudhy dari Jabir).
Nah, kalau kita renungkan, sabda ini bukan sekadar nasihat, tapi lebih seperti challenge kekinian: “Bisa nggak sih, kamu bikin hidup orang lain lebih baik?”
Naafi’un Lighoirihi: Bukan Sekadar Teori, Tapi Aksi Nyata
Jangan bayangkan naafi’un lighoirihi sebagai konsep filosofis yang hanya bisa dipahami oleh para ulama atau filsuf. Ini adalah gaya hidup.
Bayangkan Anda sedang naik angkutan umum, lalu melihat seorang nenek kesulitan membawa barang. Apa yang Anda lakukan? Membantu atau pura-pura tidur? Nah, di situlah naafi’un lighoirihi dimulai—dari hal-hal kecil yang sering kita anggap remeh.
Rasulullah SAW juga mengingatkan, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, meskipun hanya dengan bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri.” (HR. Muslim). Jadi, senyum Anda hari ini bisa jadi adalah mood booster bagi orang lain. Siapa sangka, kan?
Kenapa Harus Repot-repot Bermanfaat?
1. Iman dan Takwa Bukan Hanya di Hati, Tapi Juga di Tindakan
Iman tanpa aksi ibarat kopi tanpa kafein—nggak ada gregetnya. Allah SWT berfirman, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (QS. Al-Maidah: 2).
Jadi, ketika Anda membantu orang lain, sebenarnya Anda sedang upgrade level keimanan Anda. Who doesn’t want that?
2. Manusia Sosial: Kita Butuh Satu Sama Lain
Manusia bukanlah one-man show. Kita butuh orang lain, dan orang lain butuh kita. Bayangkan jika semua orang hanya memikirkan diri sendiri—dunia ini akan seperti pasar tanpa penjual, sepi dan nggak seru.
Dengan menjadi bermanfaat, kita membangun jaringan kebaikan yang saling menguatkan.
3. Bermanfaat itu Self-Improvement dalam Disguise
Ketika Anda mengajarkan ilmu, Anda justru semakin paham. Ketika Anda membantu orang lain, Anda belajar empati dan kesabaran.
Jadi, menjadi bermanfaat itu seperti two-in-one package: baik untuk orang lain, sekaligus upgrade diri sendiri.
Tips Jadi Manusia Berguna ala Kekinian
1. Start Small, Think Big
Tidak perlu menunggu jadi miliarder dulu baru bisa bermanfaat. Mulailah dari hal-hal kecil: bantu teman yang kesulitan, beri senyum tulus, atau bahkan sekadar mendengarkan curhatan orang lain. Ingat, small steps lead to big changes.
2. Berbagi Ilmu: Karena Knowledge is Power
Ilmu itu seperti parfum—semakin Anda spray, semakin wangi sekeliling Anda. Rasulullah SAW bersabda, “Sampaikanlah ilmu dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari).
Jadi, jangan pelit ilmu. Siapa tahu, satu ayat yang Anda sampaikan bisa mengubah hidup seseorang.
3. Jaga Lingkungan: Karena Bumi Juga Butuh Bantuan Kita
Menjadi bermanfaat bukan hanya untuk manusia, tapi juga untuk alam. Menanam pohon, mengurangi sampah, atau sekadar mematikan keran air yang nggak dipakai—itu semua adalah bentuk naafi’un lighoirihi untuk bumi.
4. Sedekah: Investasi Akhirat yang Untungnya Langsung Dirasakan
Sedekah itu seperti investasi dengan ROI (Return on Investment) yang luar biasa. Allah SWT berfirman, “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji.” (QS. Al-Baqarah: 261). Jadi, jangan ragu berbagi rezeki.
5. Jadi Pendengar yang Baik: Karena Kadang, Orang Hanya Butuh Didengar
Di era scroll-scroll media sosial ini, menjadi pendengar yang baik adalah barang langka. Padahal, mendengarkan bisa menjadi hadiah terbesar untuk orang lain. Jadi, stop scrolling, dan mulai listening.
Inspirasi dari Dunia Nyata: Guru Desa yang Mengubah Hidup
Bayangkan seorang guru di pelosok desa yang rela mengajar tanpa gaji demi memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan.
Hidupnya sederhana, tapi bahagia karena ia tahu, ia sedang menanam benih kebaikan untuk generasi mendatang. Ini adalah bukti nyata bahwa menjadi bermanfaat tidak selalu tentang materi, tapi tentang ketulusan.
Jadi Manusia Berguna, Yuk!
Menjadi naafi’un lighoirihi bukanlah misi yang mustahil. Ini adalah pilihan sehari-hari: membantu, berbagi, dan peduli.
Mulailah dari hal kecil, dan lihatlah bagaimana hidup Anda—dan hidup orang lain—menjadi lebih bermakna.
Jadi, apa yang sudah Anda lakukan hari ini untuk bermanfaat bagi orang lain? Jika belum, yuk, mulai sekarang. Karena, seperti kata Rasulullah SAW, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
Wallahu a’lam bish-shawab.
21 Ramadhan 1446 H.
Sanitsaka