Notification

×

Iklan

Iklan

Takjil War dan Bukber: Ajang Silaturahmi yang Melampaui Batas Agama

14 Maret 2025 | 06:36 WIB Last Updated 2025-03-14T01:16:50Z



Pasbana - Ramadan tak hanya menjadi bulan suci bagi umat Muslim, tapi juga menjelma menjadi festival kebersamaan yang merangkul semua.

Fenomena takjil war dan buka bersama (bukber) kini tak lagi sekadar ritual ibadah, melainkan telah bertransformasi menjadi wahana silaturahmi dan toleransi yang dinanti banyak orang—bahkan oleh mereka yang non-Muslim. 

Ya, Anda tidak salah dengar. Buka puasa bersama kini juga menjadi milik bersama, tidak hanya umat muslim saja. 

Bayangkan ini: sore hari, langit masih terang, tapi suasana jalanan sudah riuh oleh antrean panjang di depan gerobak-gerobak takjil

Tak hanya ibu-ibu berjilbab atau bapak-bapak berkopyah, tapi juga remaja dengan celana jeans robek dan anak muda dengan tattoo sleeve ikut meramaikan. 

Mereka semua, tanpa memandang keyakinan, berbaur dalam satu misi: menikmati kolak pisang, es blewah, atau gorengan yang menggoda.  

Lalu, ketika azan Maghrib berkumandang, bukber pun menjadi panggung toleransi yang sesungguhnya. Meja-meja panjang di restoran atau tenda-tenda darurat di pinggir jalan dipenuhi oleh beragam wajah.

Ada yang berdoa sebelum makan, ada juga yang langsung menyambar nasi padang atau sate. Tapi satu hal yang pasti: semua tertawa, bercanda, dan berbagi cerita. Bukber bukan lagi sekadar ajang buka puasa, tapi juga ajang buka hati.  

Fenomena ini seolah menjadi jawaban atas kegelisahan banyak orang tentang makin mengerasnya polarisasi di masyarakat. 

Di tengah ramainya perdebatan tentang perbedaan, takjil war dan bukber justru menunjukkan bahwa kita bisa bersatu dalam keberagaman. Bahkan, mungkin tanpa disadari, acara-acara seperti ini telah menjadi semacam peace treaty ala kadarnya.  

Tapi, jangan salah sangka. Antusiasme warga non-Muslim mengikuti takjil war dan bukber bukan semata-mata karena lapar mata atau lapar perut. 

Ini adalah bukti bahwa nilai-nilai kebaikan dan kebersamaan itu universal. Siapa yang bisa menolak ajakan untuk berbagi senyum dan makanan? Apalagi jika ada martabak manis sebagai penutupnya.  

Jadi, jika ada yang bilang Ramadan hanya untuk umat Muslim, mungkin mereka perlu datang ke takjil war atau bukber terdekat. 

Di sana, mereka akan melihat bagaimana bulan suci ini telah menjadi milik bersama. Sebuah bulan yang tidak hanya mengajarkan kesabaran, tapi juga mengingatkan kita bahwa perbedaan bukanlah tembok, melainkan jembatan.  

Dan siapa tahu, mungkin tahun depan kita akan melihat lebih banyak lagi gerobak takjil dengan menu vegan atau gluten-free. Karena, hey, toleransi itu juga bisa dimulai dari piring makan kita, bukan?

Ada yang bilang, buka puasa itu seperti trailer film blockbuster—penuh antisipasi, harapan, dan pastinya, kebahagiaan. 

Bagi muslim, buka puasa bukan sekadar ritual mengisi perut setelah seharian menahan lapar dan dahaga. Ini adalah momen  yang penuh makna, baik dari sisi spiritual maupun kesehatan. 

Waktu berbuka adalah waktu mustajab untuk berdoa. Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa doa orang yang berpuasa saat berbuka tidak akan ditolak. Jadi, selain menyiapkan menu buka puasa, siapkan juga daftar permintaanmu kepada Sang Pencipta. Siapa tahu, ini adalah prime time-mu untuk dikabulkan!

Buka puasa juga seperti mendapatkan dua kado sekaligus. Pertama, kebahagiaan duniawi saat kita menyantap hidangan lezat setelah seharian berpuasa. 

Kedua, kebahagiaan ukhrawi ketika kita bertemu Allah kelak dan mendapatkan pahala atas puasa kita. Jadi, buka puasa bukan cuma soal kenyang, tapi juga tentang kebahagiaan yang berlapis-lapis. Siapa yang tidak mau bahagia dua kali dalam satu hari?

Dan memberi makan orang yang berbuka puasa besar pahala nya! Rasulullah ﷺ menjamin bahwa pahala memberi makan orang berbuka sama dengan pahala orang yang berpuasa itu sendiri. 

Jadi, selain berbagi kebahagiaan, kita juga sedang menabung pahala. Siapa bilang investasi hanya ada di dunia saham?

Buka puasa adalah momen untuk bersyukur. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa berbuka yang singkat tapi penuh makna: "Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan pahala telah tetap, insya Allah." 

Dari doa yang mustajab hingga kebahagiaan dunia-akhirat, buka puasa adalah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah. 

Jadi, wajar khan kalau takjil war dan buka puasa tidak hanya ditunggu-tunggu umat muslim, yang non muslim pun ikut menikmati kebahagiaan nya. (Budi) 

IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update