Notification

×

Iklan

Iklan

"Taqabbalallahu Minna wa Minkum": Doa Klasik yang Ngetren Disaat Lebaran

27 Maret 2025 | 11:37 WIB Last Updated 2025-03-27T04:38:31Z



Pasbana - Di antara gemuruh ucapan "minal aidin wal faizin," ada satu kalimat doa yang diam-diam meraih tempat di hati—warisan para Sahabat Nabi yang sarat makna. Apa sebenarnya artinya, dan bagaimana sebaiknya kita menanggapi?

Dari Sahabat Hingga Artis: Sebuah Doa yang Tak Lekang

Pernahkah Anda mendapat pesan singkat berisi "Taqabbalallahu minna wa minkum" saat Idul Fitri? Jika iya, selamat—Anda sedang menerima sebuah tradisi yang berusia ribuan tahun. Ucapan ini bukan sekadar pengganti "Selamat Lebaran," melainkan doa tulus yang diwariskan para Sahabat Nabi.  

Uniknya, belakangan frasa ini semakin populer. Mulai dari grup keluarga di WhatsApp hingga unggahan para selebriti, doa klasik ini seperti menemukan momentumnya kembali. Tapi apa sebenarnya makna di baliknya?  

Makna di Balik Huruf: Lebih dari Sekadar Ucapan 

تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ (Taqabbalallahu minna wa minkum) berarti: "Semoga Allah menerima (amal dan ibadah) dari kami dan dari kalian."

Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari, para Sahabat Nabi kerap saling mengucapkan ini saat bertemu di hari raya. Nabi Muhammad ﷺ tak melarangnya, sehingga ia menjadi sunnah taqririyah—sebuah kebiasaan yang diamini oleh Rasulullah.  

Bahkan, seperti dikutip Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah, doa ini tak hanya untuk Idul Fitri, tapi juga Idul Adha. Jubair bin Nafir menceritakan, para Sahabat saling mengucapkannya sebagai bentuk pengharapan bahwa ibadah mereka diterima.  

Lalu, Bagaimana Menjawabnya? 

Nah, inilah yang sering membuat kita bingung. Ketika seseorang mengucapkan "Taqabbalallahu minna wa minkum," apa balasan yang tepat? Ternyata, ada tiga opsi elegan yang bisa dipilih:  

1. Mengulang Doa yang Sama 
   Ini adalah jawaban paling klasik. Sebagaimana dicontohkan oleh Watsilah bin Al-Asqa’ dan Yunus bin Ubaid, ketika seseorang mengucapkan doa ini, jawablah dengan kalimat serupa. Ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. An-Nisa: 86: "Balaslah salam dengan yang lebih baik, atau minimal setara." 

2. "Aamiin"
   Karena ini adalah doa, tak ada salahnya mengaminkannya. Layaknya setelah membaca Al-Fatihah, "Aamiin" berarti "Kabulkanlah, Ya Allah." Singkat, padat, dan penuh makna.  

3. "Taqabbal ya Karim"
   Versi ini mungkin paling akrab di telinga orang Indonesia. Meski tak ada riwayat kuat dari Nabi, frasa ini tetap sah sebagai bentuk pengamunan doa—dengan menyematkan salah satu Asmaul Husna, Al-Karim (Yang Maha Pemurah).  

Pilihan di Tangan Anda

Jadi, mana yang akan Anda gunakan tahun ini? Apakah mengikuti jejak para Sahabat, mengaminkan, atau memilih versi lokal yang tak kalah syahdu? Yang pasti, di balik semua pilihan, ada satu benang merah: semoga ibadah kita diterima.  

Selamat merayakan kemenangan—bukan hanya di hari Idul Fitri, tapi juga dalam setiap langkah menuju ridha-Nya. Taqabbalallahu minna wa minkum.


27 Ramadhan 1446 H.
Sanitsaka

IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update