Notification

×

Iklan

Iklan

Tiga Ulama Pembaharu Minangkabau: Pelopor Modernisasi Islam di Awal Abad ke-20

16 Maret 2025 | 12:29 WIB Last Updated 2025-03-16T05:30:32Z


Pasbana - Minangkabau, sebuah wilayah di Sumatera Barat, dikenal sebagai tanah yang melahirkan banyak tokoh intelektual dan ulama besar. Di antara mereka, tiga nama menonjol sebagai pelopor modernisasi Islam pada awal abad ke-20: Dr. Haji Abdul Karim Amrullah, Syekh Taher Jalaluddin, dan Syekh Daud Rasjidi

Ketiganya tidak hanya berperan sebagai ulama, tetapi juga sebagai pemikir, penulis, dan pembaharu yang memengaruhi dinamika keislaman di Minangkabau dan dunia Melayu. Artikel ini akan mengulas peran dan kontribusi mereka dalam konteks sejarah, sosial, dan keagamaan.


Dr. Haji Abdul Karim Amrullah: Sang Pembaharu dari Maninjau

  
Dr. Haji Abdul Karim Amrullah, yang lebih dikenal sebagai Haji Rasul, lahir pada 10 Februari 1879 di Sungai Batang, Maninjau, dan wafat pada 2 Juni 1945. Beliau adalah ayah dari Buya Hamka, ulama dan sastrawan terkenal Indonesia. Haji Rasul merupakan salah satu ulama terkemuka Minangkabau yang gigih memperjuangkan pembaruan pemikiran Islam.
  
Haji Rasul adalah pendiri dan editor majalah Al-Munir, yang pertama kali terbit pada 1 April 1911 di Padang. Majalah ini menggunakan bahasa Melayu dengan huruf Arab Melayu (Jawi) dan menjadi media penyebar gagasan pembaruan Islam. Al-Munir terbit setiap hari Sabtu dan dikelola oleh sekelompok ulama yang tergabung dalam Sjarikat Ilmu

Mereka adalah para lulusan pendidikan Islam dari Mekkah, termasuk Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, ulama besar asal Minangkabau yang mengajar di Masjidil Haram.
  
Al-Munir menjadi corong utama dalam menyebarkan ide-ide modernisasi Islam, mengikuti jejak majalah Al-Manar di Mesir yang dipimpin oleh Muhammad Abduh dan Rashid Rida. Majalah ini mengkritik praktik keagamaan yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni, serta mendorong umat Islam untuk berpikir kritis dan maju. 

Namun, Al-Munir juga menghadapi tantangan dari majalah lain seperti Suluh Melayu dan Al-Mizan, yang memiliki pandangan berbeda.
  
Haji Rasul tidak hanya aktif dalam dunia jurnalistik, tetapi juga dalam pendidikan. Beliau mendirikan sekolah-sekolah modern yang menggabungkan kurikulum agama dan umum, sebuah terobosan pada masanya. Melalui karya dan perjuangannya, Haji Rasul menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau.

Syekh Taher Jalaluddin: Ulama Pembaharu di Semenanjung Malaya


Syekh Taher Jalaluddin lahir pada 8 Desember 1869 di Ampek Angkek, Agam, dan wafat pada 26 Oktober 1956 di Perak, Malaysia. Beliau adalah ulama Minangkabau yang banyak menghabiskan hidupnya di Semenanjung Malaya karena dilarang berdakwah di kampung halamannya oleh pemerintah kolonial Belanda.
  
Syekh Taher Jalaluddin dikenal sebagai editor majalah Al-Imam, yang terbit dari tahun 1906 hingga 1908 di Singapura. Majalah ini menjadi sarana untuk menyebarkan gagasan pembaruan Islam, mengkritik keterbelakangan umat Islam, dan mendorong peningkatan pendidikan. Al-Imam terinspirasi oleh majalah Al-Manar di Mesir dan menjadi media penting dalam gerakan modernisasi Islam di dunia Melayu.
  
Syekh Taher Jalaluddin adalah salah satu ulama yang gigih mengkritik praktik keagamaan yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni. Beliau juga aktif dalam bidang astronomi dan menulis buku tentang ilmu falak, yang menunjukkan keahliannya dalam ilmu pengetahuan modern.
  
Meskipun menghadapi tantangan dari pemerintah kolonial, Syekh Taher Jalaluddin tetap konsisten dalam memperjuangkan pembaruan Islam. Karya-karyanya, baik melalui majalah Al-Imam maupun tulisan-tulisan lainnya, memberikan dampak besar terhadap perkembangan pemikiran Islam di Semenanjung Malaya dan Minangkabau.


Syekh Daud Rasjidi: Tokoh Pembaharu dari Balingka


Syekh Daud Rasjidi lahir pada tahun 1880 di Balingka, Agam, dan wafat pada 26 Januari 1948 di Bukittinggi. Beliau adalah salah satu ulama pembaharu Minangkabau yang aktif dalam gerakan modernisasi Islam.
  
Syekh Daud Rasjidi dikenal sebagai ulama yang gigih memperjuangkan pendidikan dan pembaruan pemikiran Islam. Beliau aktif dalam berbagai organisasi keislaman dan menjadi salah satu tokoh yang mendorong umat Islam untuk berpikir kritis dan maju.

Syekh Daud Rasjidi adalah salah satu tokoh yang berperan dalam menyebarkan gagasan pembaruan Islam di Minangkabau. Beliau juga aktif dalam dunia pendidikan, mendirikan sekolah-sekolah yang menggabungkan kurikulum agama dan umum.

Melalui karya dan perjuangannya, Syekh Daud Rasjidi memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan pemikiran Islam di Minangkabau. Beliau menjadi inspirasi bagi banyak ulama dan intelektual Muslim di kemudian hari.

Warisan yang Abadi


Ketiga ulama ini—Dr. Haji Abdul Karim Amrullah, Syekh Taher Jalaluddin, dan Syekh Daud Rasjidi—adalah tokoh-tokoh kunci dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau dan dunia Melayu pada awal abad ke-20. Mereka tidak hanya berjuang melalui tulisan dan dakwah, tetapi juga melalui pendidikan dan organisasi. 

Warisan pemikiran dan perjuangan mereka tetap relevan hingga hari ini, menjadi inspirasi bagi generasi muda Muslim untuk terus berpikir kritis dan maju. Makin tahu Indonesia. (*)

IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update