Notification

×

Iklan

Iklan

Waktu: Pedang yang Tak Pernah Berhenti Mengayun

18 Maret 2025 | 11:17 WIB Last Updated 2025-03-18T16:32:59Z



Pasbana - Waktu. Satu kata yang sering kita dengar, tapi jarang kita pahami betul maknanya. Bayangkan, waktu itu seperti pedang. Jika kita tak memegangnya dengan benar, ia bisa melukai kita. Tapi jika kita pandai mengayunkannya, ia bisa menjadi alat untuk meraih kesuksesan. 

Allah Swt sudah memberikan kita 24 jam sehari semalam, sama rata untuk semua orang. Tapi, kenapa ada yang sukses dan ada yang hanya bisa menatap langit-langit kamar sambil bertanya, "Ke mana waktu saya pergi?"

Rasulullah Saw pernah bersabda, “Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim). 

Ini bukan sekadar nasihat, tapi peringatan keras. Bayangkan, kita punya waktu muda, sehat, dan kaya, tapi kita habiskan untuk hal-hal yang tak berguna. Lalu, ketika tua, sakit, dan miskin datang, kita baru menyesal. Tapi, waktu sudah berlalu. Tak ada tombol rewind dalam hidup.

Waktu dalam Al-Qur’an: Sumpah-Sumpah yang Menggugah


Allah Swt tak main-main dengan waktu. Dia bahkan bersumpah dengan nama-nama waktu dalam Al-Qur’an. Misalnya, “Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1-2) atau “Demi waktu dhuha.” (QS. Ad-Dhuha: 1). 

Ini menunjukkan betapa pentingnya waktu. Tapi, seringkali kita menganggapnya remeh. Padahal, Allah Swt sudah mengingatkan, “Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al-‘Asr: 1-3). 

Jadi, jika kita tak memanfaatkan waktu dengan baik, kita termasuk golongan yang merugi. Bukan cuma rugi materi, tapi juga rugi spiritual.

Keteladanan Para Sahabat dan Ulama: Mereka yang Tak Mau Buang Waktu


Mari kita belajar dari para sahabat dan ulama terdahulu. Mereka adalah master dalam mengelola waktu. Umar bin Khattab, misalnya. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat disiplin. Waktunya diatur dengan rapi untuk urusan umat, ibadah, dan keluarga. 

Umar pernah menyampaikan, “Aku tidak ingin melihat seseorang yang menyia-nyiakan waktunya, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.”  Bayangkan, seorang khalifah besar seperti Umar masih sangat menghargai waktu. Lalu, bagaimana dengan kita yang sering menghabiskan waktu hanya untuk scroll-scroll media sosial?

Imam Syafi’i juga tak kalah hebat. Beliau adalah sosok yang sangat produktif. Dalam perjalanan pun, beliau tetap membaca dan menulis. Bahkan, kitab-kitab beliau masih kita baca sampai sekarang. Lalu, ada Ibnu Hajar Al-Asqalani, penulis kitab Fathul Bari. Beliau berpesan, “Waktu itu seperti pedang. Jika kamu tidak memanfaatkannya, ia akan memotongmu.”  Jadi, jika kita tak memanfaatkan waktu, kita sendiri yang akan terluka.

Era Digital: Godaan dan Peluang


Di era digital seperti sekarang, godaan untuk buang-buang waktu semakin besar. Media sosial, game online, dan konten hiburan lainnya seperti magnet yang sulit ditolak. Tapi, di sisi lain, teknologi juga bisa menjadi alat untuk memanfaatkan waktu dengan baik. 

Misalnya, dengan aplikasi pengatur waktu (time management), kita bisa lebih terorganisir. Atau, kita bisa memanfaatkan platform digital untuk menuntut ilmu, berbisnis, atau berdakwah. Jadi, teknologi itu seperti pisau bermata dua. Tergantung kita, mau menggunakannya untuk hal positif atau negatif.

Tips Mengelola Waktu: Jangan Jadi Penunda Profesional

1. Buat Prioritas
Tentukan apa yang penting dan mendesak. Jangan sampai kita sibuk dengan hal-hal yang tak berguna, tapi lupa dengan hal-hal yang sebenarnya penting.

2. Hindari Prokrastinasi
Jangan menunda-nunda pekerjaan. Ingat, waktu itu seperti pedang. Jika kita tak memanfaatkannya, ia akan memotong kita.

3. Manfaatkan Waktu Luang
Gunakan waktu senggang untuk hal-hal yang bermanfaat. Baca Al-Qur’an, menuntut ilmu, atau berbuat kebaikan. Jangan habiskan waktu hanya untuk rebahan.

4. Evaluasi Diri
Setiap hari, luangkan waktu sejenak untuk mengevaluasi diri. Apakah waktu yang kita miliki sudah digunakan dengan baik? Jika belum, segera perbaiki.

Waktu adalah Kehidupan


Waktu adalah kehidupan. Setiap detik yang berlalu adalah bagian dari usia kita yang semakin berkurang. Mari kita menjadi orang yang pandai menjaga waktu (harishun ‘ala waqtihi), sehingga kita termasuk golongan yang beruntung, bukan yang merugi. Sebagaimana firman Allah Swt:  
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al-‘Asr: 1-3).  

Semoga kita semua mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga hidup kita penuh dengan keberkahan dan manfaat. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari, karena waktu tak pernah bisa diputar kembali. Ingat, waktu adalah pedang. 

Jika kita tak memanfaatkannya, ia akan memotong kita. Jadi, ayo, manfaatkan waktu sebaik-baiknya!

18 Ramadhan 1446 H.
Sanitsaka

IKLAN


×
Kaba Nan Baru Update