Oleh: Buya Ade Sehabudin
Pasbana - Setiap Muslim dituntut untuk menjadi pribadi yang tidak hanya taat beribadah, tetapi juga produktif dalam bekerja.
Islam mengajarkan bahwa kerja bukan sekadar mencari nafkah, tetapi juga bagian dari ibadah dan bentuk syukur atas nikmat Allah.
Dalam Al-Qur’an dan hadits, terdapat banyak prinsip yang mengatur etos kerja seorang Muslim.
Berikut adalah enam prinsip etos kerja Muslim yang dapat menginspirasi dan memotivasi kita untuk menjadi lebih baik.
1. Ash-Shalah (Baik dan Bermanfaat)
"Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjaan."QS. An-Nahl: 97.
Setiap pekerjaan yang kita lakukan haruslah baik dan bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Seorang Muslim harus memilih pekerjaan yang halal dan membawa maslahat, bukan hanya mengejar keuntungan duniawi semata.
Ketika pekerjaan kita bermanfaat, maka keberkahan akan menyertai hidup kita.
2. Al-Itqan (Kemantapan dan Kesempurnaan)
"Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sempurna/profesional." HR. Thabrani
Kualitas kerja seorang Muslim harus mencerminkan kesempurnaan. Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa kita harus melakukan pekerjaan dengan sebaik mungkin, tidak asal-asalan.
Seorang Muslim yang profesional adalah yang memperhatikan detail, teliti, dan berkomitmen untuk memberikan hasil terbaik.
3. Al-Ihsan (Melakukan yang Terbaik dan Lebih Baik)
Ihsan adalah berbuat lebih dari sekadar memenuhi kewajiban. Rasulullah ﷺ mendefinisikan ihsan sebagai "Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu." (HR. Muslim).
Prinsip ini juga berlaku dalam bekerja. Seorang Muslim harus selalu berusaha memberikan yang terbaik, melebihi ekspektasi, dan terus meningkatkan diri. Dengan demikian, kerja kita bernilai ibadah di sisi Allah.
4. Al-Mujahadah (Kerja Keras dan Optimal)
"Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami."QS. Al-Ankabut: 69
Allah menjanjikan kemudahan bagi mereka yang bersungguh-sungguh. Seorang Muslim tidak boleh malas atau setengah-setengah dalam bekerja.
Kerja keras, disiplin, dan pantang menyerah adalah kunci kesuksesan dunia dan akhirat.
5. Tanafus dan Ta’awun (Berkompetisi dan Tolong Menolong)
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan." QS. Al-Maidah: 2
Islam mendorong umatnya untuk berlomba dalam kebaikan (QS. Al-Baqarah: 148), tetapi juga mengajarkan pentingnya kolaborasi.
Dalam dunia kerja, kompetisi sehat diperlukan untuk memacu prestasi, namun tolong-menolong tetap harus dijaga untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan produktif.
6. Mencermati Nilai Waktu
"Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."QS. Al-Ashr: 1-3
Waktu adalah aset berharga yang tidak bisa diulang. Seorang Muslim harus pandai mengatur waktu, menghindari prokrastinasi, dan memanfaatkan setiap detik untuk hal yang bermanfaat. Produktivitas adalah ciri orang yang sukses, baik di dunia maupun akhirat.
Etos kerja Muslim bukan sekadar teori, tetapi praktik nyata yang harus dijalani dengan kesungguhan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip di atas, kita tidak hanya menjadi pekerja yang sukses secara duniawi, tetapi juga meraih keberkahan dan ridha Allah.
"Bekerjalah seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah seakan-akan kamu mati besok." (Pepatah Islami).
Semoga kita semua dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.
Wallahu a’lam bish-shawab.