Payakumbuh, Pasbana - Laporan masyarakat Kelurahan Tiakar, Kecamatan Payakumbuh Timur, terhadap proyek Jembatan Konsen senilai Rp1,4 milyar, penghubung antara Payakumbuh Timur-Payakumbuh Utara, seperti diberitakan media ini sebelumnya Baru Selesai Dibangun, Jembatan Konsen Kian Mengkhawatirkan , akhirnya jadi atensi pihak terkait dan tim langsung turun lapangan, Selasa (9/4/2025).
Ketika hal ini dikonfirmasikan wartawan kepada Camat Payakumbuh Timur Hepi, membenarkan pihaknya bersama camat dan lurah setempat beserta tim dari PUPR Kota Payakumbuh turun meninjau proyek tersebut.
Diakui Hepi, proyek tersebut berada di wilayah kerja Kecamatan Payakumbuh Timur, maka segera kami koordinasikan ke dinas teknis PUPR Kota Payakumbuh yang akhirnya meninjau lokasi. Dari hasil monitoring ke lapangan, bersama dinas PUPR Kota Payakumbuh akan disampaikan kepada Dinas SDA Provinsi Sumatera Barat selaku pelaksana kegiatan pembangunan jembatan tersebut.
"Harapan kami dari Pemprov nantinya dapat menindaklanjuti, karena jembatan ini sangat penting sebagai alternatif penghubung antara Kecamatan Payakumbuh Timur dengan Payakumbuh Utara,"ujar Hepi.
Sementara itu, Kadis PUPR Kota Payakumbuh melalui Kabid Sumber Daya Air, Arlon. L via WhatsApp -nya, Kamis 10 April 2025, membenarkan kepada wartawan, pihaknya telah turun ke lapangan, meninjau lokasi proyek jembatan tersebut. Di lapangan kami temui proyek tersebut di kerjakan 2 tahun berturut yakni tahun 2023 dan 2024.
Hasil turun lapangan itu, kami akan menyurati Dinas PU provinsi melalui Kabid Irigasi dinas Sumber Daya Air-Bina Konstruksi (SDA-BK) Propinsi Sumbar secepatnya.
"Jika ada kejanggalan atau masalah pada proyek tersebut, pihak provinsi harus bertanggung jawab. Sedangkan pelaksana belum kami ketahui, sebab papan nama atau plang proyek tidak ada lagi di lokasi. Nanti kita tanyakan ke provinsi apa nama perusahaannya dan siapa rekanannya,"ujar Arlon.
Sebelumnya, Ketua LKA Elang Indonesia Wisran kepada wartawan di sekretariatnya, Minggu 6 April 2025 lalu, menilai ada dugaan beberapa faktor teknis yang bisa menyebabkan kerusakan dini pada jembatan itu. Salah satunya adalah mutu beton yang kemungkinan tidak sesuai standar.
"Beton jembatan seharusnya memiliki mutu minimal K-250 atau K-300 agar lebih tahan terhadap abrasi dan tekanan kendaraan. Jika kualitasnya di bawah itu, maka akan cepat terkikis. Mirisnya lagi, pembangunan jembatan itu tidak dipasang penyanggah, akibatnya, baru berumur 4 bulan, kondisi jembatan sudah melengkung,"ujarnya.
Selain itu, Wisran juga menyoroti lebar jembatan yang hanya 1 meter, yang dinilai kurang ideal untuk kendaraan roda dua, apalagi dilalui oleh becak membawa hasil pertanian masyarakat.
"Setahu saya, standar umum untuk jembatan sepeda motor seharusnya memiliki lebar minimal 1,5 meter agar lebih aman dan tahan lama. Lebar yang terlalu sempit juga bisa mempercepat kehausan pada permukaan beton akibat gesekan roda,"terangnya.
Selain masalah beton dan lebar jembatan, sistem drainase juga dinilai tidak memadai, sehingga mempercepat kerusakan beton akibat genangan air.
"Jika air menggenang di permukaan jembatan tanpa drainase yang baik, maka lama-kelamaan akan menyebabkan retakan dan erosi. Ditambah lagi, tidak adanya lapisan pelindung seperti epoxy atau aspal tipis membuat beton lebih cepat aus," jelasnya.
Dari aspek keamanan, desain pagar jembatan juga dipertanyakan karena tampak kurang kokoh untuk menahan benturan kendaraan.
"Sesuai standar SNI 1725:2016, pagar jembatan harus mampu menahan beban lateral tertentu untuk menjaga keselamatan pengguna. Jika tidak memenuhi standar tersebut, pagar bisa roboh saat terjadi benturan," tegas wisran
Selain itu, Wisran meminta transparansi dalam proyek ini, termasuk audit terhadap spesifikasi teknis pembangunan jembatan dan kualitas material yang digunakan.
Wisran menilai bahwa pemerintah perlu melakukan evaluasi teknis untuk memastikan apakah pembangunan jembatan ini sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam kontrak kerja.
Dengan kondisi yang ada saat ini, masyarakat berharap agar tindakan cepat diambil sebelum jembatan mengalami kerusakan yang lebih parah. Keamanan dan keselamatan pengguna harus menjadi prioritas utama.
"Nah, sekarang pihak terkait sudah melihat secara langsung kondisi proyek tersebut. Tinggal apa lagi?
Jika ditemukan adanya dugaan penyimpangan spesifikasi. Soal proyek Jembatan Konsen yang dilaksanakan provinsi itu, maka perlu ada tindakan tegas dari semua pihak terkait dan aparat penegak hukum, termasuk meminta pertanggungjawaban pihak kontraktor,"pungkas Wisran.
Terpisah, kepala bidang irigasi provinsi Sumatera Barat, Refdizal, ketika dihubungi wartawan via WAnya pasca kunjungan lapangan tim kecamatan dan tim PUPR Kota Payakumbuh, Kamis 10 April 2025, ternyata HPnya mati, WA-pun tidak dibalas.
Namun sebelumnya ia menyebutkan, pemeliharaan jembatan baru akan dilakukan setelah anggaran perubahan disetujui. Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai penyebab kerusakan awal yang terjadi begitu cepat.
Memang pekerjaan jembatan ini dilakukan saat saya masih menjabat sebagai Kabid Irigasi. Namun, sekarang saya sudah menjadi fungsional. Sehubungan adanya laporan masyarakat bahwa kondisi jjembatan itu memprihatinkan dan sudah rusak dan melengkung, saya akan mengeceknya, memang sejak diresmikan saya tidak pernah datang ke lokasi.
"Terkait dengan rusaknya jembatan yang dikerjakan pihak propinsi senilai Rp1,4 milyar, proyek tersebut masih dalam masa pemeliharaan dan akan dikerjakan setelah anggaran perubahan nanti,"ujarnya. (BD)