Notification

×

Iklan

Iklan

Rumah Gadang Karo di Berastagi: Jejak Historis Perpaduan Budaya Minangkabau dan Karo

11 April 2025 | 07:33 WIB Last Updated 2025-04-11T00:33:17Z


Pasbana - Di dataran tinggi Berastagi, Sumatera Utara, berdiri megah sebuah rumah adat yang memikat perhatian: Rumah Gadang Karo. 

Bangunan ini bukan sekadar simbol arsitektur, melainkan saksi bisu dari pertemuan dua budaya besar—Minangkabau dan Karo—yang berpadu dalam harmoni sejarah dan tradisi.

Jejak Migrasi dan Perpaduan Budaya


Asal-usul perpaduan ini dapat ditelusuri melalui migrasi marga Sembiring Kembaren dari Kuala Ayer Batu ke Pagaruyung, lalu ke Bangko di Jambi, dan akhirnya menetap di Kutungkuhen, Alas.

Nenek moyang mereka, Kenca Tampe Kuala, memimpin perjalanan ini dengan membawa pisau kerajaan bernama 'pisau bala bari'. 

Keturunannya kemudian mendirikan kampung-kampung seperti Silalahi, Paropo, Tumba, dan Martogan, yang menyebar ke wilayah Liang Melas dan Kabupaten Langkat. 

Arsitektur: Simbol Integrasi Budaya

Rumah Gadang Karo mencerminkan integrasi budaya melalui arsitekturnya. Atapnya yang melengkung menyerupai tanduk kerbau, khas Minangkabau, dipadukan dengan struktur rumah panggung dan ornamen ukiran khas Karo.




Perpaduan ini mencerminkan adaptasi dan penghormatan terhadap nilai-nilai kedua budaya.

Bahasa dan Tradisi: Cerminan Kekerabatan


Kedekatan budaya Minangkabau dan Karo juga tercermin dalam bahasa dan tradisi. Misalnya, kata 'mande' dalam bahasa Minang memiliki padanan 'nande' dalam bahasa Karo, keduanya berarti ibu. 

Demikian pula, kata 'kerambit' (pisau) dalam Minang serupa dengan 'rawit' dalam Karo. Salam 'mejuah-juah' dalam Karo mengandung makna keberuntungan, mirip dengan 'mujua' dalam Minang. 

Kata-kata ini menunjukkan akar linguistik dan budaya yang saling terkait.

Warisan Budaya yang Terus Hidup


Perpaduan budaya ini tidak hanya tercermin dalam arsitektur dan bahasa, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. 

Tradisi, nilai, dan identitas yang terbentuk dari interaksi ini terus diwariskan dan dijaga, menunjukkan bahwa budaya adalah entitas yang dinamis dan adaptif.

Rumah Gadang Karo di Berastagi bukan hanya bangunan fisik, tetapi simbol dari perjalanan sejarah, migrasi, dan integrasi budaya antara Minangkabau dan Karo. 

Ia mengajarkan kita bahwa identitas budaya dapat tumbuh dan berkembang melalui interaksi dan penghargaan terhadap perbedaan, membentuk warisan yang kaya dan beragam. Makin tahu Indonesia. (Budi) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update